Selamat Datang di Blog Paroki Lubang Buaya Gereja Kalvari dan Gereja Sta. Catharina - Jakarta Timur
Dekanat Bekasi - Keuskupan Agung Jakarta

14 November 2017

SURAT KELUARGA NOVEMBER TANTANGAN MENGIKUTI YESUS SEKELUARGA

Keluarga-keluarga Katolik KAJ yang terkasih, memasuki bulan November selalu mengingatkan kita akan masa mendoakan arwah. Ketika mendoakan, kita tentu sadar juga bahwa suatu saat kita juga mengalami masa depan yang sama. Kita sebagai satu Gereja, Gereja berziarah di dunia dan Gereja yang sudah mulia di surga, dihubungkan dengan iman kita kepada Yesus kristus. Kita seakan menjadi satu komunitas anak-anak Allah yang disatukan dalam iman yang sama. Tetapi bagaimana menjalankan iman itulah yang membuat kita semakin terhubung, bukan hanya sekedar status atau label iman.
Melihat kenyataan dunia yang menjanjikan beragamnya kegiatan dan pilihan, maka kita perlu membuat prioritas aktivitas kita yang masih hidup di dunia ini. Keluarga perlu melatih setiap anggotanya untuk memberi prioritas pada kegiatan iman dalam hidup sehari-hari. Ketika orang memberi tempat istimewa pada peristiwa dan aktivitas iman, maka ia akan memberi tempat kegiatan Gerejani sebagai aktivitas yang penting.
“Banyak acara yang bisa menyibukkan, tetapi tidak semua acara itu baik.” Mari kita lihat bagaimana Yesus menegur umatnya dalam perikop ini. Dinamika percakapan dalam injil Lukas ini menarik untuk disimak.
(57) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (58) Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (59) Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” (60) Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” (61) Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” (62) Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”( Lukas 9:57-62)
Bermula dari semangat seseorang untuk mengikuti Kristus dengan bertanya, itu membuat Yesus memberi jawaban yang inspiratif. Ternyata semangat orang itu adalah “coba-coba, siapa tahu baik…..”. Kita sering melakukan yang sama, mencoba mendekati Tuhan (dan ini sebenarnya sangat baik) dengan catatan “punya waktu”. Di sinilah kita dapat berkaca, apakah alasan saya berdasarkan juga kebutuhan saya akan Tuhan? Kita banyak acara, tetapi tidak semua acara kita ternyata benar benar baik.
Pernyataan ekstrim yang dijawab Yesus atas alasan para “calon pengikut”ini menarik. Yesus menjawab tidak ada hal lain yang lebih penting untuk diikuti selain mengikuti Dia. Bahkan kamatian kerabat pun dianggap “kelas dua” dalam rangka iman. Seandainya pernyataan ini disampaikan kepada kita, apa yang akan kita rasakan, Pikirkan, atau jawab? Saat Tuhan meminta kita untuk terlibat, tentu itu sesuatu yang paling berharga, sebab hidup kita dibangun dari keterlibatan kita pada karya Kristus di dunia ini.
Banyak hal yang dapat kita lakukan. Banyak kesempatan terbuka buat kita mengambil bagian. Di mana kita akan mengambil kesempatan itu? Keberanian kita untuk mengajarkan prioritas ini sangat penting disampaikan pada seluruh keluarga, khususnya pada anak-anak, agar hidupnya lebih lengkap dan seimbang. Kita tidak dituntut untuk setiap hari beracara dengan Gereja. Tetapi acara Gereja adalah bagian amat penting dalam hidup kita agar semakin seimbang.
Keluarga-keluarga yang terkasih, terutama para orangtua, kita membutuhkan kesadaran dan disiplin untuk membuat prioritas dalam hidup ini. Zaman mengajak kita untuk semakin sekular dan mengabaikan Allah. Berbagai urusan membuat kita merasa sibuk dan akhirnya hilang kesempatan untuk menemui-Nya. Hidup menjadi kering, kegembiraan menjadi makin material, akhirnya kita mencari sesuatu yang fana melulu dan kesepian.
Suasana di rumah selalu menjadi dasar untuk mengajak semua anggota dekat dengan Tuhan. Kedekatan satu sama lain memudahkan kita untuk saling mendidik dan mengingatkan. Ketika hubungan kita akrab, sesuatu yang sulitpun menjadi lebih mudah disampaikan. Sebaliknya, jika hubungan buruk, hal kecil bisa memecahbelah.
Hidup di dunia adalah sebuah perjalanan yang singkat untuk memberi yang terbaik. Kebanyakan orang memberikan dirinya dalam keluarga tidak lebih dari 60%, beberapa bahkan kurang dari 50% usianya. Apa yang akan Anda berikan untuk memberkati mereka? Anak-anak pun hanya 20 tahun di bawah pengaruh kuat Anda. Jika Anda tidak memulai sekarang, kapan akan membuat mereka merasa bersyukur memiliki Anda?
Mulailah beracara dengan seluruh keluarga. Dahulukan Tuhan dengan cara apa saja: doa bersama, doa sebelum makan bersama, doa ulang tahun, doa ulang tahun perkawinan, ke gereja setiap minggu bersama, dan mengikuti salah satu kegiatan Gereja yang rutin. Apakah hal-hal di atas terlalu sulit dilakukan? Semoga tidak. Saya percaya, jika ada kepercayaan sedikit saja dalam hati Anda akan kuasa Tuhan, Anda pasti akan melakukannya.
Semoga pada bulan arwah ini, kita tingkatkan hidup beriman kita dengan segala sesuatu yang membuat hidup kita sekeluarga benar-benar hidup. Semoga seluruh keluarga semakin merasakan bahwa hidup ini berharga bersama Tuhan yang kita abdi dan sembah. Semoga Anda sekeluarga rajin mengisi keluarga Anda dengan kegiatan yang penting di Gereja. Tuhan memberkati
Salam dalam Keluarga Kudus
Rm. Alexander Erwin Santoso MSF
Sumber : KAJ

JADWAL MASA ADVEN DAN OKTAF NATAL 2017

JADWAL MASA ADVEN DAN OKTAF NATAL 2017
PAROKI LUBANG BUAYA




09 November 2017

FILOSOFI LOGO TEMA 2018 “TAHUN PERSATUAN” KAJ

FILOSOFI LOGO TEMA 2018
“TAHUN PERSATUAN”
KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA


“AMALKAN PANCASILA: KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA”
1.    Bentuk oval adalah simbol dari ikatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kokoh-kuat. Pelbagai unsur dalam konfigurasi oval membentuk:
a.    Telur yang telah pecah menetas sebagai tanda kebangkitan bangsa Indonesia yang bersatu dan siap mengalahkan pelbagai kepentingan yang hendak memecah-belah;
b.    Siluet Bunda Maria yang mendekap burung Garuda menjadi simbol penyertaan dan doa-restu Sta. Maria, Bunda Segala Suku bagi NKRI yang berlandaskan Pancasila.
2.    Garis silang warna kuning emas yang melintas di bagian atas, selain menjadi simbol garis khatulistiwa, juga menjadi tanda Salib sebagai bentuk kehadiran Tuhan yang telah memberikan pelbagai anugerah, memberkati, membimbing, dan menuntun perjalanan NKRI.
3.    Bagian paling atas setengah lingkaran konfigurasi oval berwarna hijau merupakan representasi dari pohon beringin, lambang sila ketiga Pancasila yang menjadi fokus pastoral evangelisasi 2018, yaitu menghayati dan semakin mewujudkan serta menguatkan nilai-nilai “Persatuan Indonesia” di tengah masyarakat.
4.    Di bawah setengah lingkaran hijau ada bagian berwarna merah dan putih yang menandakan warna bendera Indonesia dengan pulau-pulau berwarna warni untuk mengingatkan kita betapa luasnya tanah air Indonesia dengan 17.508 pulau dan dengan beragam kekayaan alam serta budayanya.
5.    Siluet putih kepala burung Garuda menandai Dasar Negara yang mengikat pelbagai keragaman Indonesia.
6.    Dua tangan dengan warna yang berbeda dan saling menggenggam adalah simbol semangat pelbagai komponen bangsa lintas budaya, suku, adat-istiadat, agama, dan golongan untuk bersatu dan bekerja sama membangun negeri ini dengan rasa, cipta, cinta kasih, karsa, dan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
7.    Di sekeliling konfigurasi oval terdapat tulisan tema Tahun Pastoral Evangelisasi 2018 “AMALKAN PANCASILA: KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA” dilengkapi bendera Merah Putih yang berkibar dan Garuda Pancasila. Tulisan “AMALKAN PANCASILA” abu-abu sebagai warna permanen bermakna komitmen dan ketetapan hati. Tulisan “KITA” berwarna hijau mengandung semangat menjaga keutuhan ciptaan. Tulisan “BHINNEKA” berwarna-warni sebagai simbol keberagaman. Tulisan “KITA INDONESIA” berwarna merah menandai semangat keberanian untuk bersatu-padu mempertahankan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.

Demikianlah filosofi atau makna tema Pastoral Evangelisasi 2018 KAJ.


Pesan Natal bersama PGI - KWI 2017





“Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam Hatimu!”
(Kol. 3:15a)

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Natal adalah perayaan kelahiran Sang Juru Selamat dan Raja Damai. Perayaan ini mengajak kita untuk menyimak kembali pesan utamanya. Karena kasih-Nya yang begitu besar kepada manusia, Allah telah mengutus Putra-Nya ke dunia (bdk. Yoh 3:16). Putra-Nya itu mengosongkan diri sehabis-habisnya dan menjadi manusia seperti kita (bdk. Flp 2:7). Ia datang untuk memberi kita hidup yang berkelimpahan (bdk. Yoh 10:10). Ia, yang adalah Raja Damai dan Imanuel, Allah-beserta-kita, datang untuk membawa damai sejahtera kepada dunia, seperti yang diwartakan para malaikat kepada para gembala, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14).

Bagi kita umat Kristiani, kelahiran Sang Raja Damai merupakan suatu momentum untuk membaharui hidup pribadi maupun hidup bersama. Sebagai umat beriman, yang dilahirkan kembali, kita harus membuka diri agar damai sejahtera Kristus benar-benar memerintah dalam hati kita (bdk. Kol 3:15a). Kita mendambakan damai sejahtera, baik dalam hidup pribadi maupun dalam hidup bersama. Kita merindukan suatu bumi yang penuh damai dan umat manusia yang makin bersaudara. Hanya dengan demikian, kita akan mengalami sukacita sejati.

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Sudah sepatutnya kita semua berusaha menemukan makna dan relevansi perayaan Natal bagi kita umat Kristiani dan bagi bangsa Indonesia. Perayaan Natal seharusnya menjadi momentum indah bagi kita untuk menyadari  kembali tugas perutusan serta komitmen kita, sebagai elemen bangsa dan negara tercinta ini. Kondisi dan situasi bangsa Indonesia saat ini merupakan tantangan sekaligus panggilan bagi kita untuk merenungkan dan menarik secara lebih seksama makna dari seruan Santo Paulus, “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah” (Kol 3:15a). Kata-kata Paulus ini seharusnya mendorong kita untuk terus-menerus mengupayakan terwujudnya damai sejahtera, karena hanya dengan demikian kita memahami makna sejati Natal.

Sebagai anak-anak Allah, sumber damai kita, kita harus mewujudkan komitmen kristiani kita, yakni menjadi pembawa damai (bdk. Mt 5:9).

Saat ini kita sedang cemas. Persatuan kita sebagai bangsa Indonesia sedang terancam perpecahan. Keresahan dan kecemasan itu semakin terasa beberapa tahun belakangan ini. Ada pihak-pihak yang, entah secara samar-samar atau pun secara terang-terangan, tergoda untuk menempuh jalan dan cara yang berbeda dengan konsensus dasar kebangsaan kita, yaitu Pancasila. Hal itu terlihat dalam banyak aksi dan peristiwa: dalam persaingan politik yang tidak sehat dan yang menghalalkan segala cara, dalam fanatisme yang sempit, bahkan yang tidak sungkan membawa-bawa serta agama dan kepercayaan, dan dalam banyak hal lainnya. Dengan demikian, hasrat bangsa kita untuk menciptakan damai sejahtera menjadi sulit terwujud.

Cita-cita luhur bangsa Indonesia, sebagaimana diungkapkan dalam Pembukaan UUD 1945, untuk menciptakan persatuan, keadilan sosial dan damai sejahtera, bukan saja di antara kita, tetapi juga di dunia, masih perlu kita perjuangkan terus bersama-sama. Sistem dan mekanisme demokrasi masih perlu kita tata dan benahi terus agar mampu mewujudkan secara efektif cita-cita bersama kita. Tentu saja hal ini tidaklah mudah.

Sebagai elemen bangsa, yang adalah kawanan kecil, kita, umat Kristiani tidak mampu menyelesaikan semua persoalan yang kita hadapi hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Inilah saatnya bagi kita untuk membiarkan damai Kristus memerintah dalam hati. Damai Kristus, yang memerintah dalam hati kita, merupakan kekuatan yang mempersatu-kan dan merobohkan tembok pemisah, “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan” (Ef 2:14). Hanya dengan damai Kristus yang menguasai hati kita, kita akan dimampukan untuk membuka diri, merangkul dan menyambut sesama anak bangsa dan bersama mereka merajut kesatuan dan melangkah bersama menuju masa depan yang semakin cerah.

Inspirasi dan kekuatan spiritual yang mendorong kita untuk mewujudkan kesatuan dan  untuk sungguh-sungguh melibatkan diri dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia yang tercinta, kita timba dari kabar sukacita Yesaya: “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan kepada kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya”(Yes 9:5-6).

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus

Kita selalu mendambakan damai sejati, yang dilandaskan pada keadilan dan kebenaran. Isi kabar sukacita Natal adalah kelahiran Sang Messias, yang akan mengokohkan Kerajaan-Nya, yaitu kerajaan keadilan dan kebenaran, di mana kita semua adalah warganya. Sebagai warga Kerajaan itu kita ditantang untuk memperjuangkan kesatuan, persaudaraan, kebenaran dan keadilan serta damai sejahtera. Memperjuangkan keadilan, memperkecil jurang kaya dan miskin, memberantas korupsi, merobohkan tembok pemisah atas nama suku, agama dan ras adalah mandat Injili yang mesti kita perjuangkan di bumi Indonesia ini.

Ketika kita sendiri berusaha memberikan kesaksian dalam usaha mewujudkan keadilan, kebenaran, damai sejahtera dan persaudaraan, tentu kita patut mawas diri. Mungkin kita masih menutup diri dalam kenyamanan hidup menggereja, sehingga lalai mewujudkan diri sebagai garam dan terang dunia. Mungkin kita sendiri masih enggan mengulurkan tangan kasih dan persaudaraan kepada sesama anak bangsa, terutama kepada mereka yang kecil dan terpinggirkan. Bukankah damai sejahtera hanya dapat terwujud ketika kita berhasil mengalahkan kepentingan diri demi kebaikan bersama? Bukankah Raja Damai yang lahir ke dunia menyadarkan kita bagaimana Dia telah mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia (Fil 2:7)?

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus

Sebagai warga Kristiani, kita sendiri ditantang untuk tak henti-hentinya mewujudkan damai sejahtera, kerukunan dan persaudaraan di antara kita. Karena itu, kita patut bersyukur atas hasil kerja keras dari Komisi Gereja Lutheran dan Katolik untuk menggalang persatuan. Selama 500 tahun, kita merajut kerukunan dan kehangatan persaudaraan di antara kita dengan jatuh bangun. Dari Juru Selamat, yang adalah Jalan, Kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6), kita belajar untuk merendahkan diri dan membuka diri satu sama lain. Dalam semangat itulah, kita belajar mengulurkan kebaikan dan kasih kepada sesama. Kita belajar saling mengampuni dan memaafkan. Jika ada kasih dan damai dalam hati kita masing-masing, kita akan bersukacita dan dapat bersama-sama mewujudkan komunitas ekumenis. Dengan bersatu sebagai umat Kristiani, kesaksian kita tentang kerukunan dan persaudaraan kepada masyarakat majemuk di negeri ini lebih berarti dan meyakinkan.

Selain rukun dengan sesama, damai yang dibawa Sang Juru Selamat juga mengajak kita untuk berdamai dengan segenap ciptaan. Saat ini ciptaan sedang menjerit karena segala kerusakan yang telah kita timpakan padanya. Tanpa tanggungjawab kita menggunakan dan menyalah-gunakan kekayaan yang ditanamkan Allah di dalamnya. Mewujudkan damai sejahtera dengan alam ciptaan berarti bertanggungjawab memulihkan keutuhannya. Selain itu, kita wajib mewujudkan keadilan dalam hidup bersama, karena alam merupakan sumber hidup yang disediakan Tuhan bagi semua manusia, dan bahwa segala sesuatu bersatu dan tertuju kepada Kristus sebagai kepala (Kol 1:15-22).   Dengan demikian, masih ada banyak yang perlu kita kerjakan untuk menciptakan kerukunan dan persaudaraan, sementara dilain pihak kita patut selalu bersyukur karena karya besar Tuhan yang kita alami bersama.

Semoga perayaan Natal mendorong dan menyemangati kita semua untuk belajar dan mengembangkan kemampuan menerima perbedaan dan menyukurinya sebagai kekayaan kehidupan bersama kita di negeri ini. Marilah kita menghidupi dan mengembangkan damai sejahtera yang merupakan anugerah dari Allah, dengan jalan merangkul sesama, merawat ciptaan serta memajukan kerukunan dan persaudaraan di antara kita. Hanya dengan demikian, kita dapat memberi kesaksian bahwa damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita. Selamat Natal, Tuhan memberkati.


SELAMAT NATAL 2017 DAN TAHUN BARU 2018

Jakarta, 22 November 2017

Atas nama

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)

Pdt. Dr. Henriette T.H-Lebang
(Ketua Umum)

Pdt. Gomar Gultom
(Sekretaris Umum)

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)

Mgr. Ignatius Suharyo
(Ketua )

Mgr. Antonius S. Bunjamin, OSC
(Sekretaris Jendral)



Gambar terkait

04 November 2017

PERSEMBAHAN KUDUS JAKARTA

Sabtu, 4 Nopember 2017

Misa, Adorasi, Rosario, Senakel, Prosesi Maria dan Pengakuan Dosa
Gereja Sta. Catharina - Taman Mini Indonesia Indah



PERJANJIAN AGUNG


02 November 2017

Sabtu-Minggu, 4 - 5 November 2017 - HARI MINGGU BIASA XXXI

HARI MINGGU BIASA XXXI 

Sabtu-Minggu, 4 - 5 November 2017



RITUS PEMBUKA

PERARAKAN MASUK 
  
LAGU PEMBUKA (PS 321) -berdiri-
  1. Wahai, umat, sampaikan kurbanmu di altar Tuhan Allahmu dan siapkanlah jiwa ragamu untuk memuji nama-Nya. Walau tak pantas karena dosa, kita percaya kasih-Nya. Unjukkanlah sembah dan kurbanmu, jadikan tanda tobatmu.
  2. Wahai umat, sampaikan syukurmu di hadap Tuhan Allahmu; ingatlah akan kasih karunia, yang dicurahkan padamu. Bapa mengutus Yesus Sang Putra agar selamat umat-Nya. Sambutlah Sabda dalam hatimu dan rayakanlah kurban-Nya. 
               
TANDA SALIB DAN SALAM -berdiri- 
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR  -berdiri- 
    
SERUAN TOBAT  (PS 355) -berdiri- 
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajar kami bahwa Bapa kami hanya satu ialah Bapa di surga, Yang Mahakuasa dan Mahaadil, penuh cinta dan belas kasih.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Engkau mengajar kami bahwa pemimpin kami hanya satu, ialah Dikau sendiri.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami.

I. Engkau mengajar kami bahwa tugas kami hanya satu, ialah mengabdi Allah dan melayani sesama dengan rendah hati.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U. Amin.
     
MADAH KEMULIAAN (PS 356)  -berdiri- 
 
K. Kemuliaan kepada Allah di surga
U. dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal,
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kasihanilah kami
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kabulkanlah doa kami
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. Kasihanilah kami.
K. Kar'na hanya Engkaulah Kudus.
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus
U. Bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin. 
          
DOA PEMBUKA  -berdiri- 
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Yang Mahakuasa dan Maharahim, hanya berkat rahmat-Mu umat beriman dapat mengabdi dan memuji Engkau dengan cara yang pantas dan terpuji. Singkirkanlah segala hambatan agar dengan leluasa kami bergegas menyongsong apa yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA


BACAAN I (Mal 1:14b-2:2b.8-10) -duduk-  
     
"Kamu telah menyimpang dari jalan; dengan pengajaranmu, kamu membuat banyak orang tergelincir."
   L. Bacaan dari Kitab Imamat 

"Aku ini Raja yang besar," firman Tuhan semesta alam, "dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa. Maka sekarang, kepada kamulah tertuju perintah ini, hai para imam! Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati nama-Ku, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk. Kamu telah menyimpang dari jalan; dengan pengajaranmu kamu membuat banyak orang tergelincir; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi," firman Tuhan semesta alam. "Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, dan kamu memandang bulu dalam pengajaranmu. Bukankah kita sekalian mempunyai satu Bapa? Bukankah satu Allah yang menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu nama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?"
L. Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
      

MAZMUR TANGGAPAN (PS 842; Mzm 131:1.2.3) -duduk-
Ulangan: Hanya pada Tuhanlah, hatiku tenang. 
Mazmur:
  1. Tuhan aku tidak tinggi hati dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
  2. Sungguh, aku telah menenangkan jiwaku; aku telah membuatnya diam seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
  3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.
BACAAN II (1Tes 2:7b-9.13) -duduk- 
  
"Kami rela membagi dengan kamu bukan hanya Injil Allah melainkan juga hidup kami sendiri."
  
L. Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika

Saudara-saudara, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya, demikianlah besarnya kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kamu bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kamu memang kami kasihi. Kamu tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab sementara kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kamu telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami telah kamu terima bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikianlah adanya. Dan sabda Allah itu bekerja giat dalam diri kamu yang percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
BAIT PENGANTAR INJIL (PS 961) -berdiri-
Ulangan: Alleluya, alleluya, alleluya. 
Ayat:   Hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga, hanya satulah Pemimpinmu, yaitu Mesias.
       
BACAAN INJIL (Mat 23:1-12) -berdiri- 
    
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
      
I. Tuhan bersamamu
U.  Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu. Tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu suka disebut Rabi, karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.

HOMILI -duduk- 

AKU PERCAYA

(Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)


I + U. Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.

Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.
  
DOA UMAT  -berdiri- 
I.  Tuhan telah berkenan mendekati kita dalam diri Yesus. Ia menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Ia menjadi manusia supaya kita diilahikan dan berdoa kepada Bapa dalam Roh-Nya: 
  
L. Bagi para imam: Semoga Allah Bapa menerangi para imam agar berpandangan luas dan bersikap terbuka, mau mendengarkan dan melihat apa yang hidup di antara kaum muda, serta mau memelopori umatnya dalam pengabdian dan kesetiaan. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu. 
  
L. Bagi para pemimpin masyarakat: Semoga Allah Bapa mendorong para pemimpin masyarakat agar terus mencari dan menemukan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta berusaha untuk melayani dengan pengabdian tanpa pamrih. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi kaum muda: Semoga Allah Bapa menyerukan panggilan-Nya kepada kaum muda, dan memberi mereka keberanian untuk menanggapinya dengan mengikuti jejak Kristus dalam mewartakan Kabar Gembira serta memberi kesaksian atas cinta kasih-Nya kepada manusia.  Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kita masing-masing: Semoga Allah Bapa membimbing panggilan kita untuk hidup saleh dalam Kristus, saling mengabdi dengan tulus ikhlas. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

I.  Allah Bapa kami yang Mahakuasa, Putra-Mu telah datang di dunia dan menjadi seorang di antara kami. Berkat daya cinta kasih dan rahmat-Nya kami takkan jemu-jemu beramal baik sekarang dan selama-lamanya. 
U. Amin.
       
LITURGI EKARISTI

A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 382) -duduk-
  1.  Ambillah, Tuhan, kemerdekaanku, dan kehendak, serta pikiranku.
  2. T'rimalah, Tuhan, yang ada padaku gunakanlah menurut hasrat-Mu.
  3. 1-2. Hanya rahmat dan kasih dari-Mu yang kumohon menjadi hartaku. Hanya rahmat dan kasih dari-Mu (2 - selesai) kumohon menjadi hartaku.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN


I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Ya Allah, semoga kurban ini menjadi persembahan suci bagi-Mu dan melimpahi kami dengan belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.      

B. DOA SYUKUR AGUNG
  
         
PREFASI  -berdiri-  
  
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan.
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U. Sudah layak dan sepantasnya.
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, kami bersyukur dan memuliakan Dikau.
Sebab Engkaulah satu-satunya Allah yang hidup dan benar. Sebelum awal zaman Engkau sudah ada dan akan tetap ada selama-lamanya; Engkau bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Hanya Engkaulah yang baik, sumber kehidupan, Pencipta segala sesuatu. Engkau melimpahkan berkat-Mu dan membahagiakan segala makhluk dengan terang cahaya-Mu. Di hadirat-Mu para malaikat yang tak terbilang jumlahnya siang-malam berbakti kepada-Mu, dan sambil memandang wajah-Mu yang mulia tak henti-hentinya memuliakan Dikau.
Bersama mereka, dan atas segala ciptaan di bawah langit, kami pun melambungkan pujian bagi nama-mu, dan dengan sukacita bernyanyi/berseru:
  
KUDUS (PS 394)  (umat berdiri) 
          
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi, penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
 
                           
DOA SYUKUR AGUNG IV -berlutut/berdiri-


I. Kami memuji Engkau, ya Bapa yang kudus, sebab agunglah Engkau dan segala karya-Mu Engkau laksanakan dengan penuh kebijaksanaan serta kasih sayang. Engkau menciptakan manusia seturut citra-Mu dan menyerahkan kepadanya tugas untuk memelihara alam semesta supaya ia berkuasa atas segala ciptaan dan berbakti kepada-Mu, Pencipta alam semesta. Meskipun manusia kehilangan persahabatan dengan Dikau karena tidak setia, ia tidak Engkau biarkan merana di bawah kuasa maut. Dengan penuh belas kasih, Engkau menolong semua orang untuk mencari dan menemukan Engkau kembali. Begitu pula berulang-ulang Engkau mengundang mereka untuk mengikat perjanjian dan dengan pengantaraan para nabi Engkau mengajar mereka untuk mengharapkan keselamatan.
   
I. Ya Bapa yang kudus, demikian besar kasih-Mu terhadap dunia sehingga ketika sudah genaplah waktu penantian, Engkau mengutus Putra-Mu yang tunggal menjadi Juru Selamat kami. Ia menjadi manusia oleh kuasa Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan hidup sama seperti kami dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa.
   
I. Ia mewartakan kabar sukacita: keselamatan bagi kaum miskin, pembebasan bagi para tawanan, dan penghiburan bagi yang berduka. Guna menghadapi rencana penyelamatan-Mu, Ia menyerahkan hidup-Nya. Namun, dengan bangkit dari alam maut, Ia memusnahkan kematian dan membangun kembali kehidupan. Dan, agar kami tidak lagi hidup bagi diri kami sendiri, melainkan bagi Dia yang wafat dan bangkit bagi kami, Ia mengutus Roh Kudus dari-Mu sebagai anugerah pertama bagi kaum beriman. Roh Kudus itu menyempurnakan karya Putra-Mu dan menyelesaikan karya pengudusan-Nya di bumi.


I. Dari sebab itu kami mohon, ya Bapa, semoga Roh Kudus itu menguduskan persembahan ini agar menjadi Tubuh dan (+) Darah Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri agung ini yang Ia wariskan kepada kami sebagai perjanjian abadi. 
     
Putra Altar membunyikan lonceng/gong
I. Ya Bapa yang kudus, Putra-Mu senantiasa mencintai murid-murid-Nya di dunia. Maka, tatkala tiba saatnya Engkau muliakan, Ia mencurahkan cinta sehabis-habisnya. Ketika bersantap bersama mereka, Ia mengambil roti, memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
   
Terimalah dan makanlah: Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.
  
(Ketika Imam memperlihatkan Hosti Suci dengan mengangkat-Nya, Umat memandang-Nya. Ketika Imam meletakkan Hosti Suci dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat)
   
I. Demikian pula, Ia mengambil piala berisi anggur, mengucap syukur kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
  
Terimalah dan minumlah: Inilah Piala Darah-Ku, Darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.
   
(Ketika Imam memperlihatkan Piala dengan mengangkat-Nya, Umat memandang-Nya. Ketika Imam meletakkan Piala dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat) 
  
AKLAMASI ANAMNESIS
    
I. Oleh karena itu, ya Bapa, sambil merayakan kenangan akan penebusan kami, kami kenangkan Kristus yang telah wafat dan turun ke tempat penantian. Kami mengakui bahwa Ia telah bangkit dan naik ke surga, duduk di sisi kanan-Mu. Sambil mengharapkan kedatangan-Nya dalam kemuliaan, kami mempersembahkan pada-Mu Tubuh dan Darah-Nya: kurban yang berkenan pada-Mu dan membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Ya Bapa, sudilah memandang kurban ini yang telah Engkau sediakan sendiri bagi Gereja-Mu. Perkenankanlah agar semua yang ikut menyantap roti yang satu dan minum dari piala yang sama ini dihimpun oleh Roh Kudus menjadi satu tubuh. Semoga dalam Kristus, mereka menjadi kurban yang hidup sebagai pujian bagi kemuliaan-Mu.
  
I. Ingatlah, ya Bapa, akan semua orang, terutama Paus kami......, Uskup kami......, para uskup di seluruh dunia, para imam dan diakon, serta semua yang Engkau panggil untuk melayani umat-Mu; juga akan semua yang ikut dalam kurban persembahan ini: semua yang hadir di sini, seluruh umat-Mu, dan semua yang mencari Engkau dengan tulus hati. Bagi mereka semua, kurban ini kami persembahkan.
  
I. Ingatlah juga saudara-saudari kami yang telah berpulang dalam damai Kristus dan semua orang yang meninggal; hanya Engkaulah yang mengenal iman mereka.
  
I. Bapa yang mahamurah, perkenankanlah kami semua, anak-anak-Mu, mewarisi kebahagiaan surgawi bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, Santo Yusuf suaminya, bersama para rasul dan semua orang kudus-Mu di dalam kerajaan-Mu. Di sanalah, bersama segala ciptaan-Mu yang bebas dari kuasa dosa dan maut, kami akan memuliakan Dikau dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Sebab melalui Dialah Engkau melimpahkan segala yang baik kepada dunia.
  
I. Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U.Amin.
     (Apabila akhir Doa Syukur Agung ini dinyanyikan Imam, maka "Amin" dinyanyikan umat, lihat TPE hlm 57)
   
C. KOMUNI


BAPA KAMI (PS 402) (umat berdiri)

I. Saudara-saudari, kita telah menerima Roh Kudus yang menjadikan kita anak-anak Allah. Maka dengan kuasa Roh Kudus itu, kita berani berdoa: 

I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
         
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
      
DOA DAMAI 

I. Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.  

I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.  

ANAK DOMBA ALLAH (PS 415) 
  
PERSIAPAN KOMUNI
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI   


LAGU KOMUNI (PS 536)

  1. Yesus Kristus, Putra Allah, menyerahkan Tubuh, Darah, bagi kita umat-Nya. Tubuh-Mu, Darah-Mu, pangkal bahagia umat-Mu; makanan, minuman yang menguatkan jiwaku.
  2. Yesus, Roti hidup, turun dari surga mulia dan menjadi santapan. Yang datang pada-Mu tidak akan lapar lagil yang dekat pada-Mu tidak akan haus lagi.
  3. Yang percaya akan Yesus, hidupnya tak'kan kecewa, tak dibuang oleh-Nya. Dikaulah Tuhanku, yang diutus oleh Bapa. Kuatkan imanku akan Dikau, Jurus'lamat.
  
LAGU KOMUNI 2  (Heinrich Isaac atau PS 434)
O esca viatorum, O panis angelorum, O manna caelitum,
Essurientes ciba, Dulcedine non priva Corda quaerentium.
O Jesu tuum vultum, Quem colimus occultum Sub panis specie,
Fac, ut remoto velo, Post libera in caelo  Cernamus facie.

    Santapan peziarah, makanan malaikat, o Roti surgawi, kenyangkanlah yang lapar, puaskan pula jiwa yang rindu 'kan Engkau, yang rindu 'kan Engkau.
    O Kasih yang berlimpah, mengalir dari hati Sang Juruselamat. Segarkanlah hamba-Mu yang haus akan Dikau dan kami puaslah, dan kami puaslah.
    Wajah-Mu yang tersamar di dalam rupa roti 'kan kami hormati. Izinkan kami pandang wajah-Mu tak terhalang di surga mulia, di surga mulia. 
   
DOA SESUDAH KOMUNI -berdiri- 
I. Marilah kita berdoa:
I.  Ya Allah, kami sudah Engkau segarkan dengan sakramen surgawi. Semoga daya kuasa-Mu makin bertambah dalam hidup kami agar dengan bantuan-Mu kami dipersiapkan untuk menerima anugerah yang dijanjikan dalam sakramen ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT  -berdiri- 
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.

PENGUTUSAN

I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Syukur kepada Allah.
 
PERARAKAN KELUAR (PS 684) -berdiri-                      
  1. Ya Tuhan, bimbing aku di jalanku, sehingga 'ku selalu bersama-mu. Engganlah 'ku melangkah setapak pun, 'pabila Kau tak ada disampingku.
  2. Dan bila tak kurasa kuasa-Mu, Engkau senantiasa di samping-Ku. Ya Tuhan bimbing aku di jalanku, sehingga 'ku selalu bersama-Mu.