Selamat Datang di Blog Paroki Lubang Buaya Gereja Kalvari dan Gereja Sta. Catharina - Jakarta Timur
Dekanat Bekasi - Keuskupan Agung Jakarta

27 Februari 2018

Renungan Masa Prapaskah KAJ 2018


Renungan  Masa Prapaskah KAJ 2018 - Pertemuan 2


Renungan  Masa Prapaskah KAJ 2018 - Pertemuan 3


Renungan  Masa Prapaskah KAJ 2018 - Pertemuan 4



18 Februari 2018

18 Februari 2018 - Misa Imlek Gereja Kalvari


Suasana Misa Imlek - Minggu 18 Februari 2018 di Gereja Kalvari bersama romo :
  1. RD Yustinus Ardianto (Romo Yus) dan 
  2. RD. Johan Ferdinand Wijshijer (Romo FE)




17 Februari 2018

Bahan Pertemuan Lingkungan APP 2018 – Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia

Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia merupakan Tema "Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2018" Keuskupan Agung Jakarta. Slogan ini selaras dengan Arah Dasar KAJ 2016-2020 yang menetapkan tahun 2018 sebagai Tahun Persatuan.

Seperti rangkuman APP tahun lalu, tulisan ini disusun sebagai rangkuman sekaligus bahan tambahan Buku Panduan Pertemuan Lingkungan Masa Prapaskah. Saya berharap Anda mendapatkan ide-ide untuk memandu pertemuan-pertemuan di lingkungan dan menemukan aksi nyata yang sesuai kebutuhan Anda.

Penjelasan Tema Kita Bhinneka Kita Indonesia

Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita IndonesiaMasa Prapaskah merupakan persiapan untuk merayakan Paskah, yaitu masa terpenting dalam hidup iman kita. Kita diundang ibu gereja untuk bertekun dalam amal kasih, doa dan puasa. Laku kesalehan ini sudah terbukti membantu untuk menghayati makna terdalam dari misteri Karya Penyelamatan Tuhan saat memasuki Pekan Suci dan Tri Hari Paskah.
Dengan pemahaman semacam itu, Tema APP 2018, Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia, dapat kita jadikan sebagai acuan untuk mewujudkan tiga tindak kesalehan di atas. Dalam kaitan itu dan demi merajut kembali semangat persatuan yang mulai pudar maka perlu dibuat kegiatan-kegiatan yang dapat merawat dan menumbuh kembangkan kebhinnekaan.
Ada dua sumber yang kita pakai untuk mendalami APP 2018: sejarah dan tradisi Gereja serta sejarah dan tradisi Bangsa Indonesia. Masing-masing sumber itu dapat saling menyumbangkan kekayaannya satu kepada yang lain. Dengan menggali dan menemukan ramuan secara bersama seharusnya hidup iman kita dapat mewarnai hidup berbangsa kita dan sebaliknya.

Tata Ibadat Pertemuan Lingkungan

Setiap pertemuan APP 2018 Kita Bhinneka Kita Indonesia berisi: Lagu Pembuka, Salam, Pengantar, Doa Pembuka, Bacaan KS, Ulasan Bacaan, Butir Permenungan, Sharing, Aksi Nyata, Doa Umat, Doa Penutup, Berkat Pengutusan dan Lagu Penutup.
Secara keseluruhan ada empat permenungan kebhinnekaan: Keluarga, Komunitas, Masyarakat dan Karya. Tiga dari empat permenungan itu berisi persoalan yang timbul dalam kebhinekaan dengan Allah Tritunggal sebagai pemersatunya. Dan permenungan keempat merupakan kesatuan tujuan dan nasib dari tiga permenungan sebelumnya.
Dalam setiap pertemuan, para fasilitator perlu memberi porsi waktu lebih pada pembahasan aksi nyata karena hal inilah yang membedakan pertemuan-pertemuan APP dengan pertemuan pendalaman iman yang lain.

Kebhinnekaan Dalam Keluarga (1)

Keluarga adalah gambaran mini kebhinnekaan dalam kehidupan bersama. Anggota-anggota suatu keluarga memiliki karakter, minat, bakat, dan kepribadian yang berbeda-beda. Bagaimanakah suatu keluarga yang anggota-anggotanya berbeda satu dengan yang lain bisa hidup harmonis dan bahagia?
Kutipan dari Injil Lukas 10: 38-42 menyajikan suatu peristiwa yang terjadi pada satu keluarga sebagai bahan permenungan bersama. Isinya tentang kunjungan Yesus beserta para murid dan pengikut-Nya ke sebuah keluarga di Betania, yaitu keluarga Marta dan Maria.
Persoalan dalam keluarga ini muncul ketika Marta yang sibuk melayani para tamu melihat Maria tidak ikut membantunya tapi malahan duduk bersimpuh mendengarkan pengajaran Yesus. Sebagai tanggapan atas kejadian itu Marta meminta kepada Yesus untuk menegur Maria agar ikut membantunya.
Marta tidak menduga bahwa jawaban Yesus ternyata membenarkan tindakan Maria, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya” (ay 42). Tidak ada perkataan Yesus yang menyatakan tindakannya  tidak baik, tapi Ia menegaskan bahwa Maria sudah memilih bagian yang terbaik.
Dalam kisah ini kita bisa menduga bahwa Tuhan Yesus menghargai keramahan penyambutan keluarga Marta dan Maria terhadap Diri dan rombongan-Nya. Alasannya, terlepas dari perbedaan pilihan aktivitas Marta dan Maria, keluarga ini telah menyambut kedatangan mereka dengan baik.
Dengan demikian, di dalam kebhinnekaan seluruh anggota keluarga perlu berjuang untuk menyambut kehadiran Tuhan dalam hidup bersama dan hidup pribadi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tekun mendengarkan Sabda Tuhan dan berdoa serta hidup dalam kasih, saling melayani satu dengan yang lain.

Sharing dan Aksi Nyata

Bagikan pengalaman hidup masing-masing dalam membagi dan menetapkan peran setiap anggota keluarga dalam hidup bersama dan aturan/sistem bersama yang dipakai.
Bagikan pengalaman dalam menangani perbedaan pendapat yang muncul, mulai dari perkara-perkara sepele sampai hal yang menyangkut pengambilan keputusan bersama.
Bagikan pengalaman doa bersama dan kegiatan mendengarkan Firman Allah dalam keluarga.
Diskusikan bersama apakah ada pengalaman keluarga yang satu dapat diterapkan ke dalam keluarga yang lain.

Kebhinnekaan Dalam Komunitas (2)

Gereja adalah komunitas yang terbentuk dari beranekaragam anggota sejak awal berdirinya. Gereja juga disebut katolik karena sifatnya merangkul dan mempersatukan mereka yang berbeda-beda suku, bangsa dan bahasa ke dalam satu keluarga, yang sehati dan sepemikiran — semuanya aktif turut ambil bagian dalam Karya Keselamatan Allah di dunia.
Kebhinekaan Gereja di satu sisi bisa menjadi kekayaan tapi di sisi lain juga bisa menjadi hambatan untuk membangun persatuan jemaat. Sekalipun para anggotanya telah menerima rahmat baptisan yang sama ternyata karunia itu tidak dapat mencegah timbulnya konflik, perselisihan dan bahkan perpecahan.
Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (1Kor 3:1-9) menggambarkan situasi jemaat Gereja Perdana yang belum dapat lepas dari paradigma dan cara hidup keduniawian.
Hidup iman orang-orang Kristen itu terkotak-kotak berdasarkan kelompok-kelompok dukungan pemimpin jemaat.  Mereka berselisih tentang siapa yang layak menjadi pemimpin jemaat. Anggota-anggota kelompok yang satu merasa kelompok mereka lebih baik dari kelompok yang lain.
Selain perselisihan tentang siapa yang layak menjadi pemimpin jemaat timbul juga iri hati karena kelompok yang satu memandang keadaan kelompok lain lebih baik. Alih-alih berusaha membangun kerjasama untuk mengembangkan Gereja Kristus mereka saling bersaing agar yang satu lebih baik dari yang lain.
Pendek kata, mereka tidak hidup sebagai manusia rohani yang dapat membiarkan Allah untuk mempersatukan seluruh jemaat-Nya menjadi seia-sekata, sehati dan sepikiran sehingga terhindar dari segala perpecahan.
Dari latar belakang semacam itulah Paulus menegaskan kepada mereka agar sebagai sesama pelayan Tuhan mereka dapat mengesampingkan ego kelompok masing-masing. Sebab Tuhan sendirilah yang memberikan karunia yang khas untuk tugas perutusan setiap orang dan juga upah bagi karya pelayanan hamba-hamba-Nya.
Dengan begitu, kebhinnekaan dalam jemaat akan menjadi kekayaan yang mempersatukan mereka sebagai manusia-manusia yang dewasa secara rohani yang hidup bersama untuk ambil bagian dalam karya penyelamatan Tuhan.

Sharing dan Aksi Nyata

Bagikan pengalaman hidup masing-masing dalam komunitas (misal: lingkungan atau paroki) menyangkut perbedaan pendapat dalam pelayanan kasih.
Apakah kebhinnekaan dapat memperkaya komunitas? Jika tidak, jelaskan apa yang terjadi. Jika ya, jelaskan bagaimana caranya.
Bagikan pengalaman pribadi jika pernah menghadapi situasi perselisihan yang mengarah perpecahan dalam komunitas. Apakah ada jalan keluar yang dapat disepakati bersama?
Diskusikan bersama apakah ada pengalaman dari komunitas yang satu yang dapat diterapkan dalam komunitas yang lain.

Kebhinnekaan Dalam Masyarakat (3)

Kebhinnekaan dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara merupakan gambaran besar dari kehidupan bersama. Jika dalam keluarga atau komunitas kita berbeda dalam skala yang kecil maka dalam bermasyarakat kita beranekaragam dalam skala yang besar.
Ketika landasan hidup bersama mulai dipersoalkan dan nilai-nilai perekat persatuan dipertanyakan kembali, maka kebhinnekaan sebagai suatu kekayaan hidup bersama menghadapi ujian. Dalam situasi semacam ini, bisa saja perbedaan yang ada secara sadar diperuncing supaya persatuan yang sebelumnya jadi tujuan bersama kini sulit diwujudkan.
Kutipan bacaan Kisah Para Rasul 15:1-11 ditampilkan sebagai acuan untuk melihat persoalan kebhinnekaan dalam tingkat masyarakat. Kita akan belajar bagaimana sisi tradisi antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi yang awalnya dipertentangkan di kemudian waktu berhasil dicarikan jalan keluarnya.
Awal perpecahan di dalam jemaat Antiokia berasal dari beberapa orang yahudi dari golongan Farisi. Mereka mau menerapkan persyaratan keagamaan orang-orang Yahudi kepada mereka yang bukan Yahudi. Mereka wajib disunat sesuai adat istiadat yang ditetapkan hukum Musa sebagai jaminan untuk keselamatan.
Jemaat Antiokia yang bingung akan hal itu mengutus Paulus dan Barnabas ke Yerusalem untuk membicarakannya dengan para rasul dan para penatua.
Paulus dan Barnabas menentang pandangan itu. Sebelum berangkat ke Yerusalem mereka mengumpulkan bukti-bukti terlaksananya Karya Allah pada orang-orang yang sebelumnya tidak mengenal Allah. Melalui bukti-bukti itu Paulus mau meyakinkan para pemimpin jemaat di Yerusalem bahwa Injil juga diberitakan kepada segala bangsa.
Pada puncak Sidang di Yerusalem, Petrus menegaskan bahwa Allah mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada orang-orang bukan Yahudi sama seperti kepada orang Yahudi. Dengan lain perkataan, siapa pun dapat menjadi pengikut Kristus karena oleh kasih karunia-Nya orang-orang bukan Yahudi pun diselamatkan juga seperti orang Yahudi.
Dalam hidup bermasyarakat perbedaan pendapat seringkali tak terhindarkan. Tapi persoalan sebenarnya baru timbul saat kita berusaha mencari jalan keluar yang dapat disepakati semua pihak.
Memaksakan pendapat, apalagi jika hal itu disertai fitnah atau penyerangan pribadi, bukanlah pilihan kita. Kita wajib mencari jalan keluar secara dialog dengan membicarakannya bersama. Jika ada otoritas yang lebih tinggi –seperti dalam Kisah Para Rasul di atas– kita dapat meminta pertimbangan dan keputusan.

Sharing dan Aksi Nyata

Bagikan pengalaman saat menghadapi perbedaan pendapat dalam hidup bersama di masyarakat. Jika ada pihak-pihak yang memaksakan kehendak apakah saja yang dilakukan dan apakah ada jalan keluarnya?
Apakah kita bisa meneladan jemaat Kristen Perdana untuk menemukan jalan keluar dari persoalan yang timbul di dalam masyarakat?
Apakah keberagaman dalam masyarakat bisa menjadi kekayaan hidup bersama? Jika tidak, jelaskan mengapa demikian. Jika ya, jelaskan dengan pengalaman hidup pribadi.

Kebhinnekaan Dalam Karya (4)

Walau kecil dibandingkan dengan total populasi, kita orang-orang katolik bukan bagian yang terpisahkan dari Bangsa Indonesia. Seperti saudara-saudari sebangsa lainnya, kita tidak dapat lepas dari tanggungjawab mewujudkan cita-cita bersama. Bagaimanakah peranserta kita dalam pelaksanaan tanggungjawab tersebut?
Kisah kembalinya orang-orang yahudi dari pembuangan Babel untuk membangun kembali Bait Allah di dalam Kitab Ezra 2:64-70 akan menjadi sumber inspirasi kita untuk menemukan jawaban atas pertanyaan di atas.
Upaya orang-orang Israel yang kembali ke Yerusalem untuk memugar Bait Allah menghadapi banyak hambatan. Ada yang berasal dari dalam diri mereka sebagai bangsa, tapi ada juga yang dari luar. Yang dari dalam berupa terbatasnya sumber daya material dan manusia. Dan yang dari luar ditimbulkan oleh kehadiran kelompok-kelompok pengacau.
Dari antara persoalan-persoalan untuk melaksanakan proyek besar itu, kebhinnekaan latar belakang di antara mereka menjadi yang paling menantang. Mereka yang pulang kampung terdiri dari beragam latar belakang dan profesi: imam dan orang-orang Lewi, penyanyi, penunggu pintu gerbang dan rakyat kebanyakan.
Sisa-sisa Israel ini menghadapi tantangan itu dengan mengarahkan segenap upaya mereka untuk mencapai cita-cita bersama. Mereka mau berkorban dengan mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok. Sesuai dengan kemampuan masing-masing, setiap anggota tim proyek menyumbangkan tenaga dan pikirannnya demi tercapainya tujuan bersama.
Dengan sikap semacam itu, mereka telah mengubah kebhinnekaan profesi dan latar belakang dari kerugian menjadi keuntungan dan dari hambatan menjadi dorongan dalam hidup bersama mereka sebagai suatu bangsa.
Kisah di atas dapat memberi kita inspirasi bahwa cita-cita suatu bangsa dapat diwujudkan dengan menyalurkan daya kekuatan yang terkandung dalam kebhinnekaan latar belakang dan profesi di dalam kehidupan bersama.
Sebagaimana Tuhan Yesus Kristus yang menampilkan wajah Allah yang Mahakasih sekaligus wajah manusia yang taat, kita pengikut-Nya mau mengisi hidup dengan karya nyata yang menampilkan dua sisi itu. Dengan turut berkarya demi mewujudkan cita-cita bersama bangsa Indonesia sebenarnya kita juga menjawab panggilan untuk bersaksi tentang Dia dengan menjadi garam dan terang dunia.

Sharing dan Aksi Nyata

Bagikan pengalaman bekerja dalam kelompok dengan anggota yang beragam latar belakangnya. Jika tidak ada, jelaskan mengapa menghindar/menolak bila ada kesempatan semacam itu.
Apakah hambatan untuk menjadi garam dan terang dunia terkait dengan kegiatan lintas agama, suku dan ras? Bagaimana seharusnya seorang pengikut Kristus bersikap?
Buat kepanitiaan aksi nyata bersama saudara-saudari lintas suku, agama dan ras berdasarkan masalah-masalah yang menjadi kepedulian bersama. Berilah mereka kesempatan untuk tampil dan berperan.
Demikianlah rangkuman pertemuan-pertemuan APP 2018, Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia. Semoga tulisan ini dapat menjadi bahan pelengkap buku pertemuan yang diterbitkan Tim Lintas Komisi KAJ.
Sumber: Bahan Pertemuan Lingkungan APP 2018 – Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia

Mars Kita Bhinneka Kita Indonesia



12 Februari 2018

Jadwal Misa Prapaskah dan Paskah 2018








14 Februari 2018 == HARI RABU ABU


“Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.” 
(St. Leo Agung)


HARI RABU ABU
Hari Puasa dan Pantang

14 Februari 2018

RITUS PEMBUKA

ANTIFON PEMBUKA (Khusus Misa di mana Nyanyian Pembuka tidak dinyanyikan) 
   
Engkau menaruh belas kasih pada semua orang dan tidak membenci ciptaan-Mu, ya Tuhan. Engkau tidak memperhitungkan lagi dosa manusia bila ia bertobat. Engkau sayang akan mereka, sebab Engkaulah Tuhan Allah kami.

LAGU PEMBUKA (PS 596) -berdiri-
  1.  Kami hendak menghadap takhta kerahiman, tempat orang berdosa beroleh kasihan. Walau kami durhaka melawan cinta-Mu, namun kami percaya belas kasihan-Mu.
  2. Waktu yang Kauberikan tak kami gunakan, sabda dan teladan-Mu tak kami hiraukan. Telah kami lalaikan tugas kewajiban, mengabaikan bantuan yang Kausediakan.
  3. Walau niat membara menghidupkan cinta, namun pada akhirnya padam tak berdaya. Maka kuatkan hati terangilah budi, bimbing kami kembali ke jalan-Mu lagi. 
TANDA SALIB DAN SALAM -berdiri- 

I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I.  Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR -berdiri-

SERUAN TOBAT (ditiadakan, diganti dengan penerimaan abu sesudah homili) 
   
DOA PEMBUKA -berdiri-

I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I.  Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Yl 2:12-18) -duduk-

 "Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

L. Bacaan dari Nubuat Yoel: 
      

"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 813) -duduk-
Ulangan: Mohon ampun kami orang berdosa

Mazmur:

  1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
  2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
  3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
  4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.
BACAAN II  (2Kor 5:20-6:2) -duduk-

"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."

L.  Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

 Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 965) -berdiri-
Ulangan. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.  
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini. 

BACAAN INJIL (Mat 6:1-6.16-18) -berdiri-

 "Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I.  Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I.  Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI SINGKAT 
 
DOA BERKAT ATAS ABU
 
(Hanya pada Misa pertama Rabu Abu) 

I. Saudara-saudari terkasih, dengan rendah hati marilah kita mohon kepada Allah Bapa agar dengan kelimpahan rahmat-Nya Ia sudi memberkati abu ini, yang akan dioleskan pada kepala kita sebagai tanda penyesalan atas dosa.

(hening sejenak)

I. Marilah kita berdoa: Ya Allah, hati-Mu tergerak bila kami merendahkan diri, dan Engkau berkenan bila kami bertobat. Sudilah mendengarkan doa kami dengan penuh kasih, dan (+) limpahkanlah berkat-Mu kepada kami yang diolesi dengan abu. Semoga dengan setia kami menjalani puasa Prapaskah, dan dengan hati yang suci kami layak merayakan misteri Paskah, Putra-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin. 

PEMBAGIAN ABU


(Kemudian, abu dibagikan kepada umat, dengan menaburkan di ubun-ubun atau menerakan "tanda salib dengan abu" pada dahi sambil berkata:)


P. "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil"
U. Amin.

(Selama penerimaan abu, dinyanyikan lagu-lagu yang sesuai atau hening)


NYANYIAN SELAMA PEMBAGIAN ABU (PS 605) 

Ref. Attende Domine, et miserere, Quia peccavimus tibi.
Dengarlah, ya Tuhan, dan kasihani, karena kami berdosa. 
  1. Ad te Rex summe, Omnium Redemptor, Oculos nostros Sublevamus flentes: Exaudi, Christe, Supplicantum preces.
  2. Dextera Patris, Lapis angularis, Via salutis, Janua caelestis, Ablue nostri Maculas delicti.
  3. Rogamus, Deus, Tuam majestatem: Auribus sacris Gemitus exaudi: Crimina nostra Placidus indulge.
  4. Tibi fatemur Crimina admissa: Contrito corde Pandimus occulta: Tua, Redemptor, Pietas ignoscat. 
  5. Innocens captus, Nec repugnans ductus; Testibus falsis Pro impiis damnatus: Quos redemisti, Tu conserva, Christe.   
DOA UMAT -berdiri-


I.  Bila kita mau benar-benar bertobat, maka Tuhan akan menaruh belas kasih kepada kita. Maka, marilah kita berdoa bersama kepada-Nya: 

L.  Bagi Gereja: Semoga Bapa mendorong Gereja bertobat dan membarui diri, supaya siapa pun merasa bahagia di dalamnya. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para pemimpin masyarakat: Semoga Bapa membimbing para pemimpin agar selalu memberi teladan hidup sederhana dan takwa kepada-Mu. Marilah kita mohon,..... 

U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu. 

L. Bagi mereka yang menderita: Semoga masa Prapaskah ini mendatangkan rezeki bagi para papa sehingga tercukupi kebutuhan mereka akan sandang, pangan dan papan berkat amal bakti umat-Mu. Marilah kita mohon,....

U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu. 

L.  Bagi diri kita: Semoga Bapa menggerakkan hati kami pada masa Prapaskah ini, sehingga kami benar-benar mengingkari dosa dan sanggup memperjuangkan keadilan dan kejujuran bagi masyarakat. Marilah kita mohon,.....

U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

  

I.  Allah Bapa sumber kejujuran dan keadilan, kerukunan dan kedamaian, kami mengakui kelemahan, kemiskinan dan kecondongan kami menyombongkan diri di depan orang. Ampunilah kami dan dengarkanlah permohonan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

U. Amin.
LITURGI EKARISTI

A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN

I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.

I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.

U. Terpujilah Allah selama-lamanya.

I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. (umat berdiri) 

U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.


I.  Ya Allah, pada awal masa prapaskah ini, seluruh umat-Mu mempersembahkan kurban ini kepada-Mu. Semoga kami mengekang keinginan jahat dengan usaha tobat dan karya cinta kasih dan setelah dibersihkan dari dosa-dosa, buatlah kami pantas merayakan kenangan akan sengsara Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. 

U. Amin.


B. DOA SYUKUR AGUNG

PREFASI PRAPASKAH III atau IV  -berdiri- 

         
KUDUS (PS 385) -berdiri-
             
Sanctus, Sanctus, Sanctus, Dominus Deus Sabbaoth; Pleni sunt caeli et terra gloria Tua. Hosanna in excelsis. Benedictus qui venit in nomine Domini. Hosanna in excelsis

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi, penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan, dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.

       
DOA SYUKUR AGUNG (V atau VI) -berlutut/berdiri- 

C. KOMUNI

BAPA KAMI (didoakan) -berdiri- 

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI -berdiri- 

I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.  

ANAK DOMBA ALLAH (didoakan) -berdiri- 
  
PERSIAPAN KOMUNI -berlutut/berdiri- 
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI 

LAGU KOMUNI (PS 434)  -berlutut-

Santapan peziarah, makanan malaikat, o Roti surgawi, kenyangkanlah yang lapar, puaskan pula jiwa yang rindu 'kan Engkau, yang rindu 'kan Engkau.

O Kasih yang berlimpah, mengalir dari hati Sang Juruselamat. Segarkanlah hamba-Mu yang haus akan Dikau dan kami puaslah, dan kami puaslah.

Wajah-Mu yang tersamar di dalam rupa roti 'kan kami hormati. Izinkan kami pandang wajah-Mu tak terhalang di surga mulia, di surga mulia.  

   
LAGU KOMUNI 2 (PS 647) -berlutut-
  1. Tuhan, Engkaulah gunung batuku, aku berdoa; jikalau Dikau tidak mendengar, aku binasa; janganlah tega hamba-Mu lenyap. (Ulangan)
  2. Dengar keluhan dan seruanku, jangan membisu. Kepada-Mu, kuangkat tanganku. Lihat, Allahku, janganlah Kautegakan diriku. (Ulangan)
  3. Terhadap orang fasik dan sesat, bebaskan aku. Terhadap orang jahat hidupnya, lindungi aku; tunjukkan keadilan padaku. (Ulangan) 
  4. Percaya aku akan kuasa-Mu, s'lamatkan aku; belaskasih-Mu aku harapkan, tolonglah aku; luruskan dan kuatkan hidupku. (Ulangan)
  5. Seruanku telah Engkau dengar, agunglah Dikau; Engkau naungan dan perisaiku, amanlah aku. Kepada-Mu percaya hatiku. (Ulangan) 
  6. Bersukaria kini hatiku, kar'na Kau bantu. Kau tuntun aku pada jalan-Mu dalam rahmat-Mu. Dengan nyanyian aku bersyukur. (Ulangan) 
   
SAAT HENING 

       
DOA SESUDAH KOMUNI -berdiri- 
I.    Marilah kita berdoa:
I.   Ya Allah, semoga sakramen yang kami terima ini membantu kami agar puasa yang kami jalankan berkenan pada-Mu dan berguna bagi keselamatan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
U. Amin.

RITUS PENUTUP

PENGUMUMAN (Fakultatif) 
  

BERKAT-berdiri-



U. Dan bersama rohmu.  

.
Tundukkanlah kepalamu untuk mohon berkat:
I. Ya Bapa, sudilah memandang anak-anak-Mu yang berkumpul di sini. Sebab demi keselamatan mereka, Tuhan kami Yesus Kristus tidak ragu-ragu menyerahkan diri ke tangan kaum penjahat dan menderita siksaan salib. Dialah penyelamat kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.

PERARAKAN KELUAR (PS 481) -berdiri-

Hanya debulah aku di alas kaki-Mu, Tuhan.
hauskan titik embun: sabda penuh ampun.

Tak layak aku tengadah menatap wajah-Mu

Namun tetap ku percaya: maharahim Engkau.

Ampun seribu ampun, hapuskan dosa-dosaku.
Segunung sesal ini kuunjuk pada-Mu.
Tak layak aku tengadah menatap wajah-Mu
Namun tetap ku percaya: maharahim Engkau.




PERATURAN PUASA DAN PANTANG

Mengacu Statuta Keuskupan Regio Jawa 1995 pasal 136 peraturannya ditetapkan sebagai berikut:
  1. Hari Puasa tahun 2018 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 14 Februari 2018, dan Jumat Agung tanggal 30 Maret 2018. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Agung.
  2. Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.
  3. Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok. Karena peraturan puasa dan pantang cukup ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama, misalnya oleh seluruh keluarga, atau seluruh lingkungan, atau seluruh wilayah, ditetapkan cara puasa dan pantang lebih berat, yang dirasakan lebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang ingin dinyatakan. Tentu saja ketetapan yang dibuat sendiri tidak mengikat dengan sanksi dosa.
  4. Hendaknya juga diusahakan agar setiap orang beriman kristiani baik secara pribadi maupun bersama-sama mengusahakan pembaharuan hidup rohani, misalnya dengan rekoleksi, retret, latihan rohani, ibadat jalan salib, meditasi, dan sebagainya.
  5. Salah satu ungkapan tobat bersama dalam masa Prapaska ialah Aksi Puasa Pembangunan atau APP, yang diharapkan mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi, serta mempunyai nilai dan dampak peningkatan solidaritas pada tingkat paroki, keuskupan dan nasional. 
KATEKESE LITURGI 
MENYAMBUT MASA PRAPASKAH
  1. "Paralel dengan masa ini, suasana tobat juga dibangun dalam ruang ibadat. Seluruh dekorasi dan suasana diusahakan untuk membantu umat semakin menghayati nilai-nilai Prapaskah. “Dalam Masa Prapaskah tidak diperkenankan menghias altar dengan bunga; bunyi alat-alat musik diperkenankan hanya untuk mengiringi nyanyian…” kecuali pada Minggu Laetare (Minggu Prapaskah IV), hari raya dan pesta yang terjadi pada masa ini." [Hari Raya St. Yusuf 19 Maret 2018 dan Hari Raya Kabar Sukacita 24 Maret 2018] (Surat Edaran Perayaan Paskah dan Persiapannya -- PPP 17; PUMR, 305)
  2. Hari-hari Minggu dalam Masa Prapaskah harus diutamakan di atas semua Hari Raya Tuhan, dan semua Hari Raya yang jatuh pada salah satu dari Minggu-minggu ini, dipindah ke hari Sabtu sebelumnya. Hari-hari biasa Masa Tobat Prapaskah harus diutamakan di atas hari peringatan wajib. (Surat Edaran Perayaan Paskah dan Persiapannya No. 11, Kongregasi Ibadat Ilahi, 1988) "Sejak awal Masa Prapaskah sampai Malam Paskah, “Alleluya” tidak dipakai dalam semua ibadat; juga pada hari raya dan pesta yang ada dalam Masa Prapaskah." (PPP 18).
  3. Selama masa Prapaskah, apabila akan melangsungkan perkawinan hendaknya memperhatikan masa tobat. Dalam keadaan terpaksa seyogyanya pesta dan keramaian ditunda.