Selamat Datang di Blog Paroki Lubang Buaya Gereja Kalvari dan Gereja Sta. Catharina - Jakarta Timur
Dekanat Bekasi - Keuskupan Agung Jakarta

20 Februari 2017

Peraturan Pantang dan Puasa Keuskupan Agung Jakarta Tahun 2017

TEMA: “MAKIN ADIL, MAKIN BERADAB”
Masa Prapaskah/Waktu Puasa Tahun 2017 dimulai pada hari Rabu Abu, 1 Maret sampai dengan hari Sabtu, 15 April 2017.
“Semua orang beriman kristiani menurut cara masing-masing wajib melakukan tobat demi hukum ilahi” (KHK k.1249). Dalam masa tobat ini Gereja mengajak umatnya “secara khusus meluangkan waktu untuk berdoa, menjalankan ibadat dan karya amal kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang” (Ibid). Semua orang beriman diajak untuk merefleksikan pengalaman hidup dan mengadakan pembaharuan untuk semakin setia sebagai murid Yesus.
Dalam rangka pertobatan dan pembaharuan hidup beriman, Gereja mengajak kita semua untuk mewujudkannya, terutama dalam masa prapaskah ini dengan memperhatikan beberapa ketentuan berikut ini:
Dalam Masa Prapaskah kita diwajibkan:
  1. Berpantang dan berpuasa pada hari Rabu Abu, 1 Maret dan hari Jumat Suci, 14 April 2017. Pada hari Jumat lain-lainnya dalam Masa Prapaskah hanya berpantang saja.
  2. Yang diwajibkan berpuasa menurut Hukum Gereja yang baru adalah semua yang sudah dewasa sampai awal tahun ke enam puluh (KHK k. 1252). Yang disebut dewasa adalah orang yang genap berumur delapan belas tahun (KHK k. 97 § 1).
  3. Puasa artinya: makan kenyang satu kali sehari.
  4. Yang diwajibkan berpantang: semua yang sudah berumur 14 tahun ke atas (KHK k. 1252).
  5. Pantang yang dimaksud di sini: tiap keluarga atau kelompok atau perorangan memilih dan menentukan sendiri, misalnya: pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok.
  6. Dalam rangka mewujudkan pertobatan ekologis, kita diajak untuk ambil bagian dalamgerakan pantang plastik dan styrofoam.
Untuk memaknai masa Prapaskah ini marilah kita mengusahakan orientasi dan perilaku yang membuat kita semakin bersyukur dan mewujudkannya dalam sikap peduli kepada sesama. Kita usahakan agar suasa tobat dan syukur mewarnai masa penuh rahmat ini.
Semoga dengan menjalani masa Prapaskah ini, iman kita semakin diteguhkan. Kita percaya dengan-Nya persaudaraan kita akan semakin diakrabkan dan pada gilirannya kita semakin berbelarasa terhadap saudara-saudara kita yang menderita.
Jakarta, 9 Februari 2017
I. Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta






10 Februari 2017

Perayaan Ekaristi : 12 Februari 2017: Hari Minggu Biasa VI


HARI MINGGU BIASA VI
Sabtu-Minggu, 11 - 12 Februari 2017



RITUS PEMBUKA

(umat berdiri)

LAGU PEMBUKA (PS 325)

  1. Jemaat Allah, marilah, kepada Tuhan sujudlah! Dia pencipta semesta, serta segala isinya.
  2. Ke gunung Tuhan naiklah, orang yang tangannya bersih, yang suci murni hatinya, yang hidup tidak bercela.
  3. Sang Jurus'lamat dunia 'kan mengaruniakan berkat kepada orang yang tekun memuji Allah yang kudus. 

TANDA SALIB DAN SALAM (umat berdiri)
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita Yesus Kristus, bersamamu.
U. Dan bersama rohmu
   
PENGANTAR (umat berdiri) 
       
   
SERUAN TOBAT (TUHAN KASIHANILAH KAMI, PS 351) 
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah datang untuk membebaskan kami dari segala dosa dan kejahatan.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Engkau telah datang bukan untuk membatalkan hukum Taurat, melainkan untuk membebaskan dari segala beban yang tidak semestinya.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami.

I. Engkau telah datang agar kami menjalankan segala perintah dan kehendak Bapa dengan bebas dan sukarela demi cinta kasih.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U. Amin.
               
MADAH KEMULIAAN (PS 352) -berdiri-
    
K. Kemuliaan kepada Allah di surga.
U. Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal,
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kasihanilah kami
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kabulkanlah doa kami
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. Kasihanilah kami.
K. Kar'na hanya Engkaulah Kudus.
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus
U. Bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.   
          
DOA PEMBUKA -berdiri- 

I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Ya Allah, Engkau telah bersabda bahwa Engkau akan tinggal dalam hati yang lurus dan murni. Semoga dengan pertolongan rahmat-mu kami hidup menurut Sabda-Mu agar kami pantas menjadi tempat kediaman-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

    
LITURGI SABDA


BACAAN (Sir 15:15-20) -duduk- 
  
"Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik."
     
L. Bacaan dari Kitab Putra Sirakh:
              
Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun dapat kaupilih. Api dan air ditaruh Tuhan di hadapanmu; kepada apa yang kaukehendaki, dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di depan manusia; apa yang dia pilih, akan diberikan kepadanya. Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan. Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang bertakwa kepada-Nya. Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapa pun untuk berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 852) -duduk-
Ulangan: Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Mazmur:
  1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
  2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
  3. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.

BACAAN II (1Kor 2:6-10) -duduk

"Sebelum dunia dijadikan, Tuhan Allah telah menyediakan hikmat bagi kemuliaan kita."
   
L. Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
  
Saudara-saudara, sungguh demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 952) -berdiri-
Solis: Alleluya, alleluya, alleluya
Umat: Alleluya, alleluya, alleluya. 
Solis:  Terpujilah Engkau, Tuhan langit dan bumi, sebab rahasia kerajaan-Mu Kaubuka untuk orang sederhana. 
Umat: Alleluya, alleluya, alleluya (2x) 
 
BACAAN INJIL (Mat 5:17-37) -berdiri-

"Lain yang diajarkan nenek moyang, lain yang diajarkan Yesus"

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.



HOMILI (duduk)


SYAHADAT NIKEA-KONSTANTINOPEL 
(Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)

                

I + U. Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.

Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.    
    
DOA UMAT  (umat berdiri)
          
I.  Marilah kita memanjatkan doa kepada Allah Bapa, yang telah berkenan memberi kesempatan berkembang sebagai manusia bebas dalam cinta kasih kepada sesama: 
  
L. Bagi para penanggung jawab dalam Gereja dan Negara: Semoga Allah Bapa menerangi para penanggung jawab dalam Gereja dan Negara agar jangan menganggap kebebasan anak buah sebagai ancaman atas kewibawaan, melainkan secara positif membimbing mereka menuju kedewasaan. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu. 
  
L. Bagi para orang tua dan para pendidik: Semoga Allah Bapa meluaskan kiranya pandangan para orang tua dan para pendidik, agar tidak berpaku pada adat kebiasaan pada masa muda mereka, melainkan terbuka untuk mendengar cita-cita kaum muda dewasa ini. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kaum muda: Semoga Allah Bapa menyadarkan kiranya kaum muda zaman sekarang jangan sampai mereka terbawa oleh arus kemewahan dan kesenangan, tetapi berpandangan teguh bahwa lebih baik memberi daripada menerima. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
 
L. Bagi kita sendiri di sini: Semoga Allah Bapa mendampingi kita dalam memberi kesaksian tentang ajaran Putra-nya kepada masyarakat di sekitar kita. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

I. Allah Bapa yang Mahabaik, dengan bebas Putra-Mu telah menjatuhkan pilihan-Nya pada pelaksanaan kehendak-Mu dengan mencurahkan segalanya demi sesama manusia. Kami mohon perkenankanlah kami dalam masa perubahan yang cepat ini, selalu berusaha mencapai cita-cita Yesus, Putra-Mu, Tuhan, Pengantara kami.
U. Amin.
      
      
     
LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
   
 
LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 376) (umat duduk)
        
1. Tuhan, ambil hidupku dan kuduskan bagi-Mu; waktuku pun pakailah memuji-Mu s'lamanya.
2. Tanganku gerakkanlah, kasih-Mu pendorongnya, dan jadikan langkahku berkenan kepada-Mu.

3. Buatlah suaraku hanya mengagungkan-Mu, dan sertakan lidahku jadi saksi Injil-Mu.  
4. Harta kekayaanku jadi alat bagi-Mu; akal budi dan kerja, Tuhan, pergunakanlah!
5. Kehendak-Mu sajalah dalam aku terjelma; jadikanlah hatiku jadi saksi Injil-Mu.
6. Limpah ruah kasihkukuserahkan pada-Mu: dirku seutuhnya milik-Mu selamanya. 
           
(umat berdiri ketika didupai)
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. (umat berdiri) 
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus. 
I. Kami mohon, ya Allah, semoga persembahan ini menyucikan dan membarui kami, sehingga kami yang melaksanakan kehendak-Mu akan memperoleh anugerah hidup abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin. 

B. DOA SYUKUR AGUNG
       
       
PREFASI  (Prefasi VI Minggu Biasa - Jaminan Paskah Abadi) -berdiri- 

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya. 
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa di mana pun juga kami senantiasa bersyukur kepada-Mu. Sebab Engkau mahabaik terhadap kami, Engkau telah menciptakan dan menopang kami, sehingga hanya dalam Dikau kami dapat hidup dan berkembang; perhatian dan kasih sayang-Mu kami alami setiap hari; bahkan kami telah menerima jaminan hidup abadi oleh karena Roh-Mu, yang membangkitkan Yesus dari alam maut. Dan Roh itu Engkau curahkan ke dalam hati kami untuk melestarikan karya penyelamatan-Mu dalam diri kami. Dari sebab itu, kami bersyukur kepada-Mu dan bersama para malaikat kami mewartakan kekuasaan-Mu sambil bernyanyi:
           
KUDUS (PS 392)  (umat berdiri)
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
DOA SYUKUR AGUNG III -berlutut/berdiri-
I. Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa. Segala ciptaan patut memuji Engkau. Sebab, dengan pengantaraan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, dan dengan daya kekuatan Roh Kudus, Engkau menghidupkan dan menguduskan segala sesuatu. Tak henti-hentinya Engkau menghimpun umat-Mu sehingga dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di seluruh bumi dipersembahkan kurban yang murni untuk memuliakan nama-Mu.

Maka kami mohon, ya Bapa, sudilah menguduskan persembahan ini dengan Roh-Mu agar bagi kami menjadi Tubuh dan (+) Darah Putra-Mu terkasih, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri ini.

Sebab pada malam Ia dikhianati, Yesus mengambil roti. Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata:

Terimalah dan makanlah: Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu  
 
(Ketika Imam memperlihatkan Hosti Suci dengan mengangkatnya, Umat memandangnya. Ketika Imam meletakkan Hosti Suci dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat).
 
     
Demikian pula, sesudah perjamuan, Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur dan memuji Dikau lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:

Terimalah dan minumlah: Inilah piala Darah-Ku, Darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.  
  
(Ketika Imam memperlihatkan Piala dengan mengangkatnya, Umat memandangnya. Ketika Imam meletakkan Piala dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat).


AKLAMASI ANAMNESIS

  


I. Bapa, kami mengenangkan sengsara Putra-Mu yang menyelamatkan, kebangkitan-Nya yang mengagumkan, dan kenaikan-Nya ke surga. Sambil mengharapkan kedatangan-Nya kembali dengan penuh syukur kami mempersembahkan kepada-Mu kurban yang hidup dan kudus ini. Kami mohon, pandanglah persembahan Gereja-Mu ini dan indahkanlah kurban yang telah mendamaikan kami dengan Dikau.

I. Kuatkanlah kami dengan Tubuh dan Darah-Nya, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Nya, agar kami sehati dan sejiwa dalam Kristus. Semoga kami disempurnakan oleh-Nya menjadi suatu persembahan abadi bagi-Mu agar kami pantas mewarisi kebahagiaan surgawi bersama dengan pilihan-Mu, terutama bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, Santo Yusuf suaminya, para rasul-Mu yang kudus dan para martir-Mu yang jaya, dan bersama (Santo/a... serta) semua orang kudus yang selalu mendampingi dan menolong kami.

I. Ya Bapa, semoga berkat kurban yang mendamaikan ini, damai sejahtera dan keselamatan semakin dirasakan di seluruh dunia.

I. Kuatkanlah iman dan cinta kasih Gereja-Mu yang kini masih berziarah di bumi ini bersama hamba-Mu, Paus kami ...., Uskup kami...., serta semua uskup, para imam, diakon, serta semua pelayan umat, dan seluruh umat kesayangan-mu.

I. Dengarkanlah doa-doa umat-Mu yang Engkau perkenankan berhimpun di sini. Demi kerahiman dan kasih setia-Mu, ya Bapa, persatukanlah semua anak-Mu di manapun mereka berada.

I. Terimalah dengan rela ke dalam kerajaan-Mu: saudara-saudari kami dan semua orang yang berkenan pada-Mu, yang telah beralih dari dunia ini.

I. Kami berharap agar bersama mereka kami pun menikmati kemuliaan-Mu selama-lamanya dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Sebab melalui Dialah Engkau melimpahkan segala yang baik kepada dunia.

I. Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U. Amin.
     (Apabila akhir Doa Syukur Agung ini dinyanyikan Imam, maka "Amin" dinyanyikan umat, lihat TPE hlm 57)
   
C. KOMUNI


BAPA KAMI (PS 404) (umat berdiri)

I. Saudara-saudari, kita telah menerima Roh Kudus yang menjadikan kita anak-anak Allah. Maka dengan kuasa Roh Kudus itu, kita berani berdoa: 
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
         
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
     
DOA DAMAI (umat berdiri)
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.  

I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.  

ANAK DOMBA ALLAH (PS 413) (umat berdiri)
           
PERSIAPAN KOMUNI (umat berlutut/berdiri)
Ajakan menyambut Komuni
I. Saudara-saudari terkasih, Tuhan Yesus bersabda, "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan Tuhan. 
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI  
                 
LAGU KOMUNI 1 (PS 603) 
Ulangan: Curahkan rahmat dalam hatiku, ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. 
1. Engkau Kusucikan dan Kubersihkan dari cinta diri, engkau Kuhidupkan dan Kukobarkan cinta di hati.
2. Hatimu yang kaku, keras dan beku. Kuambil darimu, ambillah dari-Ku semangat baru    dalam karya-Mu. 
  
 LAGU KOMUNI 2 (PS 657) 
    
Muliakanlah Tuhan Allah di setiap waktumu dan agungkanlah nama-Nya di sepanjang hidupmu. Hanya kepada Tuhan kuserahkan jiwa raga. Tuhan Yesus tolonglah, dan berikan rahmat-Mu.
Muliakanlah Tuhan Allah dalam suka dukamu. Oleh-Nya t'lah ditunjukkan jalan hidup yang benar. Hanya bagi Tuhan Allah kuabdikan tiap langkah. Tuhan Yesus tolonglah, dan berikan rahmat-Mu.
Muliakanlah Tuhan Allah, raja alam semesta, yang menghalau kuasa jahat, hingga yang benar menang. Hanya Allah pangkal damai dan gembala yang utama. Tuhan Yesus, tolonglah, dan berikan rahmat-Mu. 
             
SAAT HENING -umat duduk-  

  
DOA SESUDAH KOMUNI (umat berdiri)
I. Marilah kita berdoa:
I. Ya Allah, kami telah disegarkan oleh makanan surgawi. Bangkitkanlah kerinduan kami akan makanan sejati, yang menguatkan kami untuk senantiasa hidup jujur dan benar. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. 
U. Amin.
  
RITUS PENUTUP


BERKAT   (umat berdiri)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.
     
PENGUTUSAN (umat berdiri)
 
I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai. 
U. Syukur kepada Allah,
I. Marilah pergi, kita diutus.
U. Amin.  

         
PERARAKAN KELUAR (PS 684) (umat berdiri) 
  1. Ya Tuhan, bimbing aku di jalanku, sehingga 'ku selalu bersama-mu. Engganlah 'ku melangkah setapak pun, 'pabila Kau tak ada disampingku.
  2. Dan bila tak kurasa kuasa-Mu, Engkau senantiasa di samping-Ku. Ya Tuhan bimbing aku di jalanku, sehingga 'ku selalu bersama-Mu.

08 Februari 2017

Gerakan APP Tahun 2017

Gerakan APP Tahun 2017
Penghormatan dan Penghargaan Keutuhan Ciptaan Demi Kesejahteraan Hidup Bersama




Pengantar

“Mewujudkan Hidup Sejahtera” menjadi garapan tema Gerakan APP tahun 2012 – 2016. Hidup sejahtera berarti hidup dalam kebenaran,damai dan sukacita. Ketiga faktor ini merupakan nilai fundamental Kerajaan Allah yang akan meresapi dan mewujud dalam tatanan kehidupan konkret manusia seturut dimensi hidupnya. Dimensi hidup manusia, sebagai makhluk individu (religius) yang hidupnya terarah kepada Allah, akan bertumbuh dan berkembang dalam perjumpaannya di tengah-tengah umat manusia (masyarakat) dan lingkungan hidupnya (alam semesta) sebagai makhluk sosial.
Mewujudkan hidup sejahtera menjadi arah dan tujuan hidup manusia. Panggilan dan tanggung jawab hidup manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial terungkap dan terwujud dalam kerja. Kerja sebagai pengungkapan diri (individu) dan sekaligus menjadi sarana yang efektif untuk melawan kemiskinan dan menuju kesejahteraan hidup (bdk. Amsal 10,4), serta mempraktekkan suatu belarasa yang dapat diwujudkan dengan berbagi hasil kerja dengan mereka yang berkekurangan (bdk. Effesus 4,28). Kerja sebagai wujud keluhuran martabat manusia. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kerja itu suci dan untuk mencapai kesucian, manusia harus belajar sepanjang hidup. Kesucian kerja itu dinyatakan dengan mengolah dan mengelola hidup sebagai karunia dan rahmat Allah yang ditujukan untuk mencapai kepenuhan kesejahteraan hidup bersama. Proses pergulatan hidup manusia untuk mengolah dan mengelola hidup sebagai rahmat dan karunia Allah akan melahirkan daya hidup sebagai daya juang untuk hidup pantang menyerah. Daya hidup yang dimaksud adalah ketekunan, keuletan dan kesabaran yang akhirnya akan mendasari dalam proses mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan kesejahteraan hidup. Hal ini, sudah menjadi pengolahan bersama dalam Gerakan APP Tahun 2012 – 2016.
Kemandirian dan keberlanjutan hidup sejahtera terarah pada kesejahteraan hidup bersama. Kesejahteraan hidup bersama mencakup hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam ciptaan dan manusia dengan Allah. Kesejahteraan hidup bersama terbangun dalam keutuhan ciptaan. Pembaharuan dan perubahan hidup terus menerus dalam memandang keutuhan ciptaan sebagai bagian utuh kesejahteraan hidup manusia menjadi tema sentral dalam Gerakan APP Tahun 2017 – 2019, “Penghormatan dan Penghargaan Keutuhan Ciptaan Demi Kesejahteraan Hidup Bersama”. Hal ini melanjutkan Gerakan APP Tahun 2012 – 2016 “Mewujudkan Hidup Sejahtera”.
Dasar Perumusan Gerakan APP
Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagamaan yang tinggi, dimana perbedaan antar daerah merupakan suatu konsekuensi logis dari perbedaan karakterisrik alam, ekonomi, sosial dan budaya. Sebaran sumber daya alam, khususnya minyak dan gas, dan pertumbuhan pusat perdagangan dan industri yang terkonsentrasi di beberapa daerah menyebabkan timbulnya kantong-kantong pertumbuhan, sehingga ketimpangan pendapatan antar daerah menjadi tinggi. Tingginya kekayaan daerah tidak secara signifikan diikuti oleh tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi pula. Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi yang tinggi kurang memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di Provinsi Papua. Selama kurun waktu 2006-2013, prosentase penduduk miskin di provinsi ini berkurang sebesar 8,16 persen dan masih menempati urutan tertinggi secara nasional serta lebih tinggi dari persentase penduduk miskin nasional (BPS, 2013). Kemiskinan di Papua disebabkan karena kemiskinan struktural, yaitu akibat struktur sosial dalam masyarakat. Masyarakat Papua kurang mampu memanfaatkan pengelolaan sumber daya alam yang melimpah dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan tingkat pendidikan yang dimiliki. Jadi, terdapat kegagalan untuk merefleksikan kekayaan daerah ke dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di beberapa daerah di Papua.
Sementara itu, masyarakat lokal, khususnya penduduk asli sangat terkait dengan daerahnya, mengingat sentimen psikologis dan kultural mengatakan bahwa mereka adalah pewaris utama dari kekayaan alam yang terdapat di daerah mereka. Penduduk asli tidak merasakan manfaat secara langsung dari kekayaan daerah yang ada di sekitar mereka. Sebagaimana diketahui, di sekitar daerah pembangunan berbasiskan kelimpahan sumber daya alam atau kantong-kantong eksploitasi (minyak-gas, pertambangan lainnya, hutan, perkebunan, dan lain lain) ditemukan adanya kelompok-kelompok masyarakat yang tertinggal dan terlupakan di tengah hiruk-pikuk pengerukan sumber daya alam di sekitar mereka. Mereka umumnya adalah penduduk asli daerah yang bersangkutan. Suatu keadaan yang betul-betul mengusik rasa keadilan. Bahkan “keadaan” seperti telah menempatkan mereka hanya sebagai penonton, bahkan sebagai korban, dengan dalih pembangunan dan pemerataan. Situasi ini membuat masyarakat rentan konflik, dan semakin melebarkan jarak antara orang kaya dan orang miskin sebagai akibat dari kemiskinan struktural yang terjadi.
Daerah dengan sumber daya alam yang kaya ternyata belum menjamin secara langsung bahwa masyarakatnya akan sejahtera. Golongan miskin tidak mendapat keuntungan dari sumber daya tersebut karena adanya struktur yang menjadi penghalang. Struktur yang dimaksud di sini adalah struktur kekuasaan dan tata pemerintahan, serta struktur sosial lebih luas yang menyebabkan terjadinya ketimpangan, ketersisihan dan hilangnya kapabilitas seseorang untuk mendapatkan sumber daya yang ada.
Di sisi lain, ada daerah dengan faktor alam dan letak geografis yang kurang menguntungkan sehingga ketersediaan jumlah dan kualitas sumber daya air bagi masyarakat petani lahan kering, baik untuk kebutuhan primer dan sekunder umumnya sangat terbatas. Jauhnya lokasi sumber air mengakibatkan berkurangnya alokasi waktu masyarakat untuk kegiatan yang bersifat produktif. Upaya untuk menyediakan sumber daya air kurang maksimal, karena kebijakan pembangunan pengairan lebih memprioritaskan pada masyarakat di daerah hilir. Hal ini terkait dengan asumsi bahwa pengembalian atas mahalnya investasi pembangunan sarana air hanya dapat dilakukan oleh masyarakat kota dan lahan basah. Ini berarti, kelangkaan sumber daya air yang dirasakan masyarakat lahan kering lebih terkait dengan masalah distribusi sumber daya air yang belum adil dan merata. Karenanya, penyediaan sumber daya air bagi masyarakat akan memberi dampak nyata terhadap perubahan kualitas kehidupan sosial-ekonominya.
Setiap warga memiliki hak asasi atas air sebagaimana halnya hak atas kesehatan dan pendidikan. Bagi banyak orang, air tidak dapat dipikirkan sebagai sebuah “komoditas” yang harus dibeli dan dijual. Air selalu dilihat sebagai suatu “modal publik” karena air sangat hakiki, bukan saja untuk kehidupan manusia, melainkan juga untuk hewan dan tanaman seperti juga untuk kehidupan bumi itu sendiri. Sebagai bagian dari hak asasi warga negara, negara wajibmenghormati dan melindungi hak warga negara atas air. Hak penguasaan negara atas air dikatakan masih eksis bilamana negara yang oleh konstitusi diberikan mandat untuk membuat kebijakan memegang kendali untuk melaksanakan pengurusan, tindakan pengaturan, tindakan pengelolaan, dan tindakan pengawasan.
Perumusan Gerakan APP
“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga” (Gaudium et Spes. art.1). Oleh karena itu, kehadiran Gereja di tengah-tengah umat manusia yang menderita ketidakadilan dan ancaman terhadap keutuhan ciptaan menjadi sangat nyata. Dokumen Kepausan yang secara khusus berbicara tentang lingkungan dan masalah-masalah pembangunan, “Berdamai dengan Allah Pencipta, berdamai dengan segenap ciptaan” (1 Januari 1990) menegaskan bahwa setiap orang Kristen mesti menyadari bahwa tugas mereka terhadap alam dan ciptaan merupakan bagian esensial dari iman mereka.
Alam semesta disediakan oleh Allah untuk keberlangsungan hidup manusia. Peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kebutuhan pangan dan kemajuan ilmu dan teknologi membawa dampak terhadap keutuhan alam semesta. Kemajuan ilmu dan teknologi membuat manusia semakin mampu menjangkau dan mengeksploitasi alam semesta. Alam semesta menjadi subyek ekonomis untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Pemanfaatan hutan (penebangan kayu) yang kurang/tidak berwawasan lingkungan, pengambilan bahan tambang yang menyisakan limbah beracun, privatisasi air yang berorientasi keuntungan ekonomis, dan pemaksaan lahan-lahan pertanian yang merusak tanah dan menyisakan residu-residu kimia, adalah sikap dan tindakan manusia yang memandang alam sebagai obyek ekonomis. Merusak keutuhan ciptaan adalah cermin bahwa manusia kurang menghormati, menghargai dan memuliakan Allah sebagai pemilik dan penguasa alam semesta. Paus Yohanes Paulus II dalam Sollicitudo Rei Socialis sudah menegaskan bahwa persediaan sumber-sumber alam itu terbatas keberadaannya. Bumi mesti diolah dengan sikap syukur (Centesimus Anus, 1991). Sehingga dalam Audiensi Umum tahun 2001 Paus Yohanes Paulus II menyerukan pentingnya pertobatan ekologis. Seruan ini ditegaskan kembali oleh Paus Fransiskus dalam Ensiklik dalam Laudato Si, yaitu membangun hubungan yang sehat dan benar dengan seluruh alam ciptaan dan tidak lagi mengulang sikap dan perilaku yang merusak.
Gereja perlu menyadari bahwa kehadiran penyadaran kemanusiaan dalam hal tata kelola lingkungan dan bumi beserta isinya bukanlah pertama-tama persoalan teknis, tetapi bagaimana menyadarkan umat bersama masyarakat menemukan dan menata kembali pemanfaatan alam semesta yang berkeadilan sosial dan berkeutuhan ciptaan sehingga menjadi bermanfaat bagi peningkatan hidup manusia, yaitu terlepas dari kemiskinan, dan pada gilirannya mengembangkan kemampuan hidup untuk membangun kemandirian dan keberlanjutan kesejahteraan hidup bersama.
Gerakan APP Tahun 2017 – 2019
Inspirasi dasar APP bersumber pada pemurnian makna dan jiwa puasa yang sesuai dengan kehendak Allah seperti yang diserukan oleh nabi Yesaya, “Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan talitali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!”. Karena itu hasil yang paling dinantikan dari Gerakan APP adalah gerakan aktualisasi iman kristiani dalam bentuk perubahan dan pembaharuan diri yang semakin sesuai dengan jatidirinya yang sejati sebagai manusia yang diciptakan secitra dengan Allah.
Manusia menjadi pusat dan sekaligus tujuan dari pembangunan. Pembangunan yang merusak lingkungan, juga akan merusak manusia. Dalam Evengelii Gaudium, Paus Fransiskus mengingatkan bahwa alam itu rapuh dan tidak mempunyai kemampuan untuk membela diri terhadap eksploitasi yang dilakukan oleh manusia. Paus juga mengingatkan bahwa manusia bukan hanya sebagai pengguna alam semesta, tetapi manusia juga harus sekaligus berperan sebagai penjaga dan pemelihara alam semesta. Oleh karena itu, keberhasilan suatu pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia menjadi kunci penting untuk menuju kesejahteraan hidup. Sumber daya alam yang melimpah di Indonesia akan dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar (berkeadilan dan berkeutuhan ciptaan) jika diimbangi dengan sumber daya manusia yang bermutu. Salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan memberikan pendidikan yang berkualitas. Pada saat yang sama, pendidikan juga harus didasarkan atas asas pemerataan agar terwujud keseimbangan kesejahteraan di setiap daerah.
Proses pendidikan berawal dari dan dalam keluarga. Dalam pesan Hari Kedamaian Sedunia, Sri Paus Yohanes Paulus II tanggal 1 Januari 1994 menegaskan dan mengingatkan kembali pentingnya keluarga sebagai ruang dan tempat untuk menumbuhkembangkan pendidikan yang berkualitas. Keluarga, sebagai persekutuan pendidikan yang fundamental dan esensial, merupakan sarana yang pertama dan paling istimewa untuk mewariskan nilai-nilai agama dan budaya yang membantu manusia memperoleh identitasnya sendiri. Karena didirikan atas dasar cinta kasih dan terbuka bagi anugerah kehidupan, keluarga dalam dirinya sendiri berisikan masa depan masyarakat; dan tugasnya paling khusus ialah untuk secara efektif memberikan sumbangan untuk masa depan yang penuh damai. “Keluarga adalah sel dasar masyarakat, dimana kita meskipun berbeda, belajar hidup bersama orang lain dan menjadi milik satu sama lain; keluarga juga merupakan tempat dimana orangtua mewariskan iman kepada anak-anak mereka”(Evangelii Gaudium 66).
Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) ke 4 tahun 2015 merefleksikan keluarga Katolik sebagai sukacita Injil; Panggilan dan perutusan keluarga Katolik dalam Gereja dan masyarakat Indonesia yang majemuk. Menumbuhkan kembali dan mengembangkan komunikasi kasih dan kemampuan perutusan cinta kasih dalam keluarga guna menghadirkan kesejahteraan hidup bersama yang penuh dengan kedamaian. Atas dasar peristiwa dan tema pastoral SAGKI ke 4 tahun 2015 yang dibuat lima tahun sekali, gerakan APP tahun 2017 – 2019, “Penghormatan dan Penghargaan Keutuhan Ciptaan Demi Kesejahteraan Hidup Bersama” akan direfleksikan dan digulirkan melalui tata kelola nilai hidup dalam keluarga, yang secara tematis akan dibuat dalam tema tahunan.
Gerakan APP Tahun 2017

“Keluarga Berwawasan Ekologis”
Keluarga adalah sel dasar masyarakat. Sebagai sel dasar, keluarga menjadi titik awal untuk membangun ‘tobat ekologis’ yang akan menumbuhkan dan mengembangkan sikap hidup dan tindakan hidup yang berwawasan ekologis dalam membangun keutuhan hidup bersama. Keutuhan hidup bersama dipahami sebagai suatu relasi harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam ciptaan dan manusia dengan Allah Sang Pencipta. Keutuhan hidup mencakup manusia dan lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup mempunyai fungsi penyangga peri kehidupan yang amat penting. Oleh karena itu, pengelolaan dan pengembangannya diarahkan untuk mempertahankan keberadaannya dalam keseimbangan yang dinamis untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan hidup bersama. Hal ini menjadi tanggung jawab semua orang, dan tanggung jawab ini dimulai dari dan dalam pendidikan keluarga.