Makin Adil Makin Beradab Dalam Keluarga (I)
Keluarga adalah “Gereja Rumah Tangga” yang setiap anggotanya mencinta dan dicinta tanpa syarat. Seluruh anggota keluarga dengan sadar membangun relasi kasih dan dan merawatnya dalam kesatuan ikatan darah.
Dalam relasi kasih itulah keluarga menyemaikan dan menumbuh kembangkan nilai-nilai kristiani. Di dalam keluarga iman, harapan dan kasih ditaburkan, dipupuk dan dirawat agar tumbuh dan berbuah keutamaan-keutamaan hidup.
Keutamaan-keutamaan seperti sikap adil, belarasa dan mengutamakan orang lain dibina dalam praktek hidup keluarga. Selama proses pendidikan ini anak-anak menerima pewartaan iman yang didukung oleh kebiasaan-kebiasaan rohani seperti doa, laku matiraga dan belarasa.
Namun dalam praktek, hidup dan relasi dalam keluarga tidak selalu berjalan mulus serta berbuahkan keutamaan-keutamaan. Relasi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain bisa jadi tidak harmonis karena adanya ketidakadilan.
Oleh karena itu, kita ingin belajar cara-cara memperjuangkan dan mewujudkan keadilan dari keluarga Yakub, khususnya dalam kisah Yusuf.
Ulasan Bacaan (Kejadian 37:1-4)
…Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Yakub bersikap tidak adil kepada anak-anaknya karena mengasihi Yusuf lebih dari yang lain. Sikap Yakub terhadap Yusuf menimbulkan iri hati dan benci anak-anak yang lain.
Mengapa Yakub bersikap “pilih kasih”? Untuk memahami sikap diskriminatifnya terhadap anak-anak mari kita lihat latar belakangnya.
Yusuf adalah anak laki-laki pertama dari Rahel, istri yang didapat Yakub lewat perjuangan berat. Demi cinta kepada Rahel Yakub rela bekerja untuk Laban, ayah Rahel, selama 7 tahun agar dapat memperistrinya (29:18).
Namun Laban ingkar janji karena setelah 7 tahun berlalu ia mewajibkan Yakub untuk menikahi Lea, kakak Rahel. Yakub baru bisa mendapatkan Rahel setelah ia sepakat bekerja selama 7 tahun lagi.
Selain itu, setelah Yakub mendapatkan Rahel masih ada persoalan lain. Sementara Lea terus melahirkan anak, Rahel mengalami masa tidak subur yang panjang. Rahel baru berhasil melahirkan Yusuf setelah melalui “pancingan” Bilha, budaknya, dan peristiwa itu terjadi pada masa tua Yakub.
Jadi itulah dua alasan mengapa Yakub lebih mengasihi Yusuf dan Benyamin, adik kandungnya, dibandingkan dengan anak-anaknya dari Lea dan anak-anaknya dari budak Zilpa dan Bilha. Dan sikap ini membangkitkan kebencian saudara-saudara Yusuf kepadanya.
Dua Mimpi Yusuf
Sebagai tambahan dari sikap membeda-bedakan Yakub, kebencian saudara-saudara Yusuf menjadi semakin memuncak ketika ia menceritakan dua mimpinya kepada saudara-saudaranya dan ayahnya (Kejadian 37:5-10).
Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah? (Kejadian 37:10)
Kebencian kakak-kakak Yusuf itulah yang mendorong mereka untuk “menyingkirkan” dia dengan cara menjualnya sebagai budak.
Singkat cerita, kisah Yusuf yang diawali dengan ketidakadilan dan kebencian yang berujung pada kejahatan berakhir dengan keselamatan dan sukacita bagi seluruh keluarga.
Yusuf dapat melihat ketidakadilan ayahnya dan kejahatan saudara-saudaranya sebagai suatu jalan terlaksananya Rencana Allah bagi keluarga mereka. Ia dapat memaafkan saudara-saudaranya atas alasan itu.
Makin Adil Makin Beradab – Pertanyaan Untuk Berbagi Pengalaman Iman
- Sebagai orang tua, pernahkah kita mengasihi seorang anak lebih dari yang lain?
- Sebagai anak, apakah kita pernah bersikap seperti kakak-kakak Yusuf?
- Sebagai anak, apakah kita pernah mengalami situasi dan posisi seperti yang terjadi pada Yusuf? Jika ya, apakah kita dapat memaafkan saudara-saudara kita?
- Dalam keluarga kita masing-masing, adakah perlakuan yang tidak adil terhadap pasangan? Terhadap anak? Terhadap orang tua?
Ide-Ide Aksi Nyata Makin Adil Makin Beradab
Berikut ini ide-ide yang dapat Anda pakai sebagai pancingan agar para peserta pertemuan dapat menyusun rencana aksi nyata:
- Mengadakan pertemuan keluarga,misalnya seminggu sekali, untuk membuat rencana bersama, untuk berbagi pengalaman serta untuk membaca kitab suci, mempelajari ajaran gereja dan doa bersama.
- Meninjau semua pekerjaan rumah tangga dan menyusunnya dalam tabel: jenis-jenisnya, pelaksananya, durasi waktu pelaksanaan dan frekuensi pelaksanaannya dalam seminggu atau sebulan. Apakah pembagian tugas sudah adil? Jika tidak, dapatkah ditata ulang?
- Melakukan pertukaran pelaksanaan pekerjaan selama masa prapaskah. Misal, suami melakukan sebagian pekerjaan istri atau sebaliknya, orang tua membantu tugas anak atau sebaliknya.
- Memilih kegiatan bersama atau pribadi yang lebih hemat sehingga bisa menyisihkan uang untuk kotak APP, menyusun rencana pantang/puasa bersama, mengunjungi panti asuhan/jompo atau teman/saudara yang membutuhkannya, memisahkan sampah organik dan non-organik.