Selamat Datang di Blog Paroki Lubang Buaya Gereja Kalvari dan Gereja Sta. Catharina - Jakarta Timur
Dekanat Bekasi - Keuskupan Agung Jakarta

10 Maret 2017

Pertemuan APP 2017 ke-2 - Kasihilah Sesamu


Makin Adil Makin Beradab Dalam Komunitas Lingkungan (II)

Kita adalah makhluk sosial yang hidup dalam komunitas. Komunitas itu mulai dari yang terkecil di keluarga atau lingkungan sampai yang terbesar warga planet bumi. Dan kita hidup bersama dalam semua tingkatan komunitas itu dengan perbedaan dan kesamaan.
Kehidupan dalam komunitas tersebut sifatnya dinamis tergantung situasi dan permasalahan anggota-anggotanya. Supaya kehidupan bersama tersebut dapat terlaksana dengan tertib dan nyaman maka perlu ada norma-norma yang disepakati dan komitmen yang dijunjung tinggi oleh anggota-anggotanya.
Selain menjalani hidupnya masing-masing kita juga wajib berperan serta menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan kepentingan bersama yang lain. Dan untuk melaksanakan peranan itu kita harus keluar dari diri kita sendiri dan mengarahkan diri kepada orang lain dan kepada Tuhan.
Pertemuan kedua mengambil inspirasi dari Kis 6:1 – 7, yaitu dinamika awal gereja perdana. Kita akan belajar dari para rasul dalam proses memilih tujuh diakon.

Ulasan Bacaan (Kis 6:1-7)

Gereja yang tumbuh pesat memaksa para rasul untuk menangani persoalan-persoalan yang semakin kompleks dan yang sama sekali baru.
Dari sisi eksternal ada hambatan pewartaan Injil dan tentangan keras dari lembaga agama Yahudi. Dan dari sisi internal timbul protes atas ketidakadilan pembagian bahan makanan/kebutuhan hidup untuk janda-janda yahudi yang berbahasa Yunani dibandingkan dengan mereka yang berbahasa Ibrani.
Para rasul menyadari bahwa mereka telah melalaikan sisi “pelayanan meja” atau sisi rumah tangga Gereja.
Maka mereka membawa persoalan itu kehadapan jemaat untuk bermusyawarah dalam pemilihan para pengurus rumah tangga. Para rasul berharap dengan penunjukan para pelayan baru itu mereka dapat lebih fokus pada doa dan ajaran.
Setelah mendapat tanggapan baik, para rasul meminta jemaat untuk mengajukan tujuh orang yang penuh iman dan Roh Kudus. Mereka kemudian memberkati dan mendoakan tujuh orang dari antara murid berbahasa Yunani yang terpilih untuk melayani rumah tangga Gereja.
Dengan sikap dan tanggapan atas persoalan di atas, keduabelas rasul dan para murid menunjukkan kepekaan dan kepedulian mereka akan ketidakadilan yang muncul dalam jemaat.
Mereka mencari dan menemukan jalan keluar atas ketidakadilan “pelayanan meja” sehingga akhirnya janda-janda dari kedua kelompok jemaat Kristen mendapatkan perlakuan yang layak, adil dan beradab sesuai dengan martabat kemanusiaan mereka.

Pembagian Tugas Pelayanan

Pembagian tugas pelayanan antara dua belas rasul dan tujuh diakon itu selanjutnya tidak persis seperti yang digambarkan di atas.
Sebagai contoh, setelah memperoleh kuasa dari Rasul Yesus melalui tahbisannya, Stefanus tidak hanya mengelola harta jemaat tapi juga memperoleh karunia Roh Kudus, mengerjakan “tanda-tanda”, dan mengajar seperti  keduabelas rasul.
Stefanus bersama-sama dengan para diakon yang lain adalah orang-orang yang menghayati panggilan iman untuk mengasihi Allah dan sesama. Mereka adalah teladan orang-orang beriman yang mau menanggapi tugas perutusan mereka untuk melayani di dalam komunitas.
Jika kita menyadari betapa besarnya karunia keselamatan yang telah dianugerahkan Allah kepada kita melalui Yesus Kristus maka kita pun ingin meneladan tujuh diakon itu melalui kesediaan kita untuk menjadi pelayan di dalam komunitas.
Itulah satu cara kita bersyukur dan berterimakasih atas anugerah Tuhan yang menjadikan diri kita sebagai anggota keluarga-Nya. Dengan talenta, keahlian dan profesi kita mau berperan serta memajukan keadilan dan keberadaban di dalam komunitas lingkungan kita masing-masing.

Pertanyaan Untuk Renungan dan Berbagi Pengalaman Iman

  1. Apakah saya, sebagai anggota komunitas lingkungan, peka dan peduli terhadap yang lemah, kecil, tersingkir, miskin dan difabel yang ada di sekitar lingkungan saya? Bagaimanakah sikap dan tindakan saya selama ini?
  2. Apakah saya bersedia secara sukarela melakukan suatu tugas pelayanan seperti Stefanus dan kawan-kawan? Apakah saya mau diangkat sebagai ketua/pengurus lingkungan?
  3. Apakah dalam komunitas lingkungan kita mau membagi tugas secara adil dengan saudara-saudara seiman? Apakah kita mau saling melayani dan saling mendukung pelayanan yang satu dengan yang lain?
  4. Bagaimanakah seharusnya kita hidup dalam komunitas lingkungan?

Ide-Ide Aksi Nyata Makin Adil Makin Beradab

1. Mengadakan survei singkat kebutuhan umat di lingkungan
  • keluarga pra-sejahtera, tersingkir/menghindar/tidak hadir, difabel
  • kunjungan warga senior atau warga yang kurang aktif;
  • komunitas OMK, remaja, anak-anak;
  • bina iman orang dewasa;
  • kegiatan bersama;
  • masalah lingkungan, seperti: pengelolaan sampah, program daur ulang/pantang plastik;
  • pemberdayaan ekonomi, dan lain-lain
2. Mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan persoalan-persoalan lingkungan: warga senior, OMK, orang sakit, orang miskin/difabel, umat yang tidak pergi ke gereja dan/atau berkumpul dengan warga lingkungan.
3. Melalui survei dan/atau diskusi
  • Identifikasi masalah yang ada
  • Buatlah rencana aksi nyata bersama